Buka Peluang Berkoalisi dengan PDIP di 2024, Gerindra Tak Mau Ungkit Perjanjian Batu Tulis

| 28 May 2021 10:40
Buka Peluang Berkoalisi dengan PDIP di 2024, Gerindra Tak Mau Ungkit Perjanjian Batu Tulis
Muzani (Dok. Instagram ahmadmuzani2)

ERA.id - Perjanjian Batu Tulis pada 2009 lalu kembali membayangi, seiring dengan sikap Partai Gerindra yang memberi sinyal akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan di Pemilu 2024 mendatang.

Meskipun ada sejarah tak enak di masa lalu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, perjanjian tersebut hanya untuk dikenang. Menurutnya, Perjanjian Batu Tulis sudah tak relevan lagi apabila diungkat berkaitan dengan Pemilu 2024 mendatang.

"Perjanjian Batu Tulis yang ditanda tangani itu adalah perjanjian yang ditandatangani tahun 2009 dan itu berlaku untuk agenda politik tahun 2014," kata Muzani kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/5/2021).

"Jadi Perjanjian Batu Tulis adalah sejarah yang kalau kita anggap tahun 2024 ini saya kira ya kita mengingat-mengingat saja. Jadi itu sebuah kesepakatan ditandatangani tahun 2009 untuk agenda politik tahun 2014," imbuhnya.

Selain itu, kata Muzani, momen politik saat Perjanjian batu tulis itu di juga sudah lewat sehingga tidak perlu lagi dipermasalahkan. Menurutnya, partainya lebih memandang persoalan bangsa yang ada saat ini dan terus maju tanpa melihat ke masa lalu.

"Momentumnya sudah lewat, waktunya sudah lewat. Jadi kita tidak ingin mengungkit, mengungkap atau mempermasalahkan masalah itu. Kita sekarang memandang bangsa lebih kedepan, memandang masalah negara dalam pandangan pandangan kita yang lebih maju tanpa perlu sering melihat kebelakang," katanya.

Untuk diketahui, hubungan antara PDIP dan Gerindra sempat memanas pada tahun 2014. Penyebabnya, lantaran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dituding melanggar perjanjian yang telah disepakatinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Adapun perjanjian tersebut dikenal dengan nama Perjanjian Batu tulis, yang ditandatangani Megawati dan Praboo pada 16 Mei 2009 lalu. Dalam perjanjian tersebut terdapat tujuh poin, salah satunya memuat kesepakatan bahwa Megawati akan mendukung penuh Prabowo pada Pemilihan Presiden 2014.

Namun, pada 2024, Megawati justru mencalonkan Joko Widodo yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla pada Pilpres 2024.

Rekomendasi