ERA.id - Wacana duet capres-cawapres Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 dinilai tidak akan menarik minat pemilih.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, pemilih pada Pemilu 2024 akan didominasi kaum muda yang menginginkan pasangan calon (paslon) yang segar dan up to date.
"Paslon tua itu, paslon basi dan tak akan laku jual. Politik Indonesia bergerak pada pemilih muda. Pemilih 2024 akan didominasi pemilih milenial. Jadi sangat tidak kontekstual dan akan ditinggalkan pemilih," ujar Ujang, lewat pesan singkat, Kamis (10/6/2021).
Ujang mendorong agar Pilpres yang akan berlangsung 3 tahun lagi itu diisi oleh tokoh baru dan membawa pembaruan bagi Indonesia.
"Tak menarik juga jika isi capresnya dari dulu dia lagi, dia lagi," sambungnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu pun menyebut bahwa bila duet Megawati-Prabowo terwujud, maka mereka akan menjadi pasangan yang mudah dikalahkan oleh lawan politiknya.
"Justru lawan politik akan senang jika Mega-Pro terlaksana. Akan mudah dibaca dan akan mudah dikalahkan. Kalau ibarat anak muda, pasangan yang tak update," ucapnya.
Lebih lanjut, Ujang turut mengomentari kedekatan antara Megawati dan Prabowo dalam waktu belakangan. Dia meyakini bahwa keakraban tersebut bukan untuk berpasangan di 2024.
"Keakraban itu bukan berarti untuk berpasangan. Tapi untuk pendekatan. Pendekatan untuk segala kemungkinan skenario politik 2024," ucapnya.