ERA.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, kompak meminta maaf kepada masyarakat terkait kinerja mereka yang kurang memuaskan selama penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Pengamat Politik Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, permintaan maaf yang disampaikan oleh pejabat negara di tengah kondisi krisis seperti ini adalah hal yang positif.
"Hal yang positif jika ada pejabat yang dianggap kerja tak maksimal atau gagal untuk meminta maaf ke publik," kata Ujang kepada wartawan, Selasa (20/7/2021).
Namun, menurut Ujang, apabila seorang menteri merasa dirinya gagal menjalankan tugas seharusnya mundur saja dari jabatannya. Sayangnya, kata dia, budaya menteri mundur dari jabatan itu tidak pernah ada.
Menurutnya, hal itu disebabkan karena ada ketakutan kehilangan rasa dihormati dan memiliki kekuatan jika tak lagi menjadi pejabat negara.
"Mestinya jika kerjanya gagal itu mundur. Kalau diluar negeri sudah mundur. Namun persoalannya di kita tak ada budaya menteri mundur," kata Ujang.
Ujang mengatakan, selama ini para pejabat negara kerap bicara seenaknya dan menyinggung perasaan rakyat. Bahkan saat membuat beragam kebijakan pun sering banyak yang merugikan rakyat.
Ujang menilai, permohonan maaf yang dilontarkan oleh sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju itu bukan berdasarkan kritik dari masyarakat. Hanya saja, saat ini rasa percaya diri para pejabat mulai luntur akibat banyaknya desakan dan kritikan dari masyarakat yang ditujukan kepada mereka.
"Saya tidak tahu apakah pencitraan atau bukan. Namun yang pasti permintaan maaf itu karena kritikan dan desakan rakyat kepada mereka. Dulu mungkin mereka sangat PD (percaya diri), dan saat ini rakyat mulai mengecam kepedean mereka," kata Ujang.
Dia mengingatkan, sebaiknya para pejabat tak lagi membuat narasi yang membuat keruh suasana, apalagi rakyat saat ini sedang susah menderita.
"Rakyat saat ini sedang sudah dan menderita. Pejabat jangan membuat narasi yang merugikan rakyat. Permintaan maaf itu mesti diapresiasi dan tugas kita memaafkan. Sambil kita bergotong royong bersama-sama menyesaikan soal pandemi COVID-19," kata Ujang.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, terkait kinerjanya apabil dinilai kurang sempurna dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Hal itu dia sampaikan saat menghadiri peresmian RSPJ Extensi Arafah Asrama Haji Embarkasi Jakarta secara daring, Senin (19/7/2021).
"Kami, Kementerian BUMN dengan segala kerendahan hati juga memohon maaf ketika penugasan-penugasan kepada kami tidak sempurna. Karena sempurna milik Allah," ujar Erick.
Meski mengakui masih belum sempurna, namun Erick memastikan kementeriannya akan bekerja maksimal dalam melaksanakan berbagai penugasan yang diberikan. Dia menambahkan, selama pandemi COVID-19 ini pun seluruh kementerian bekerja nyaris 24 jam untuk membantu masyarakat keluar dari pandemi.
"Percayalah dengan segala kekuaran yang kita punya baik secara korporasi maupun juga dinamakan layanan publik, kita berusaha sekeras-kerasnya," ujar Erick.
Beberapa hari sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Ivestasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan Luhut meminta maaf kepada masyarakat Indonesia lantaran PPKM Darurat belum dijalankan dengan optimal.
Luhut bersama jajarannya, sejumlah menteri, dan kepala lembaga akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa penyebaran COVD-19 khususnya varian delta bisa diturunkan. Serta, untuk memastikan penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat bisa segera dilakukan.
"Sebagai koordinator PPKM Jawa dan Bali Dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin minta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia jika dalam penanganan PPKM Jawa Bali ini masih belum optimal," ujar dia dalam konferensi pers, Sabtu (17/7).