Adi Utarini, Peneliti Nyamuk DBD asal Indonesia, Masuk Daftar TIME 100 Most Influential People

| 17 Sep 2021 08:35
Adi Utarini, Peneliti Nyamuk DBD asal Indonesia, Masuk Daftar TIME 100 Most Influential People
Adi Utarini, ilmuwan di Pusat Kebijakan dan Kesehatan Masyarakat UGM. (Foto: Wikimedia Commons)

ERA.id - Di tengah tingginya wabah demam berdarah Dengue (DBD) di Indonesia, Adi Utarini, seorang ilmuwan yang bermukim di Yogyakarta, membuat terobosan lewat riset bakteri Wolbachia untuk mencegah penularan DBD secara lebih lanjut.

Penelitian yang dilakukan oleh Utarini begitu memukau dunia penelitian sampai ia masuk ke dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia versi TIME 100 Most Influential People of 2021.

Menulis di situs TIME, Melinda French Gates - salah satu ketua yayasan Bill and Melinda Gates Foundation dan pendiri Pivotal Ventures - mengaku pertama kali mengetahui soal laboratorium Utarini saat mengunjungi sebuah keluarga di Yogyakarta.

"Saya mau mendengar bagaimana dia berhasil meyakinkan (para keluarga) agar ia bisa melepaskan sekumpulan nyamuk di sekitar rumah," sebut French Gates.

"Kebanggan mereka menjadi bagian dari kerja (Utarini) adalah salah satu bukti kepercayaan yang telah diterima Utarini dari komunitasnya - dan membuktikan urgensi yang dirasakan jutaan orang di seluruh dunia terhadap upaya pemberantasan demam berdarah."

Adi Utarini
Majalah TIME memasukkan Adi Utarini dalam daftar TIME 100 Most Influential People of 2021. (Foto: Tangkapan layar/TIME)

Utarini merupakan salah satu ilmuwan yang tergabung dalam tim internasional dari World Mosquito Program yang berupaya membuktikan efektivitas bakteri Wolbachia dalam memberantas DBD.

Wolbachia sendiri merupakan bakteri yang tidak berbahaya bagi manusia, namun bisa mencegah nyamuk Aedes aegypti menularkan dengue lewat gigitan.

Diluncurkan pada Agustus 2020, penelitian Utarini berjalan selama 27 bulan, seperti diberitakan TIME. Ditemukan bahwa nyamuk yang telah diinfeksi dengan bakteri Wolbachia, dan disebarkan di kawasan Yogyakarta, menurunkan jumlah kasus DBD sebanyak 77%.

Strategi mencegah infeksi DBD via Wolbachia dipercaya memiliki dampak jangka panjang karena nyamuk yang telah diinfeksi bakteri tersebut bisa menyebarkan bakteri tersebut melalui telur-teluru mereka.

Para peneliti pun juga melihat keunggulan cara ini untuk pencegahan infeksi via nyamuk lainnya, seperti Zika, chikungunya, dan demam kuning.

Adi Utarini saat merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan  di Universitas Gadjah Mada. Karya riset Utarini soal demam berdarah Dengue juga pernah masuk dalam daftar penelitian paling berpengaruh versi Nature's 10.

Rekomendasi