Dana Desa Rp400,1 Triliun, Presiden Jokowi: Hati-hati, Bagitu Salah Sasaran Bisa Lari Kemana-mana

| 20 Dec 2021 11:49
Dana Desa Rp400,1 Triliun, Presiden Jokowi: Hati-hati, Bagitu Salah Sasaran Bisa Lari Kemana-mana
Presiden Joko Widodo (Dok. BPMI)

ERA.id - Presiden Joko Widodo mewanti-wanti pemerintah daerah (pemda) agar berhati-hati mengelola dana desa. Dia mengingatkan supaya penggunannya tidak salah sasaran.

Untuk diketahui, total dana desa yang telah dikucurkan pemerintah sejak 2015 hingga saat ini mencapai Rp400,1 triliun. Jumlah ini meningkat setiap tahunnya.

"Hati-hati pengelolaan dana desa yang jumlahnya tidak sedikit, jumlahnya sangat besar sekali. Sekali lagi, Rp400,1 triliun itu gede sekali," ujar Jokowi dalam acara Peluncuran Sertifikat Badan Hukum dan Peresmian Pembukaan Rakornas BUM Desa, Senin (20/12/2021).

"Begitu salah sasaran, begitu tata kelolanya tidak baik, bisa lari kemana-mana, ini perlu saya ingatkan," tegasnya.

Meski begitu, berdasarkan catatan yang dimilikinya, penggunaan dana desa sejauh ini sudah tepat sasaran. Dana desa digunakan untuk membangun berbagai macam infrastruktur di desa.

Jokowi merinci, hingga saat ini jalan desa yang sudah terbangun sepanjang 227 ribu km, embung kecil sebanyak 4.500 unit, irigasi 71 ribu unit, jembatan 1,3 juta meter, dan pasar desa mencapai 10.300 unit.

Selain itu, untuk infrastruktur penunjang peningkatan kualitas hidup masyarakat, kata Jokowi pemerintah juga sudah membangun saluran air bersih sepanjang 1,2 juta km, pos pelayanan terpadu (posyandu) 38 ribu unit, pondok bersalin desa (polindes) 12 ribu unit, drainase sepanjang 38 juta meter, dan tambahan PAUD sebanyak 56 ribu unit.

"Ini kelihatan, kelihatan, kelihatan. Tapi semakin ke sini kita harus semakin fokus," kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menegaskan bahwa sejak 2014 pemerintah telah berkomitmen membangin Indonesia dari daerah-daerah pinggir, perbatasan, dan desa-desa. Pemerintah juga tak ingin pembangunan hanya berpusat di Pulau Jawa saja tetapi merata di seluruh Indonesia.

"Bukan Jawa sentris, tetapi Indonesia sentris. Yang kita bangun juga bukan hanya yang gede-gede saja seperti jalan tol, pelabuhan besar atau bandar. Tetapi juga jalan-jalan di kampung, embung-embung kecil di desa, memperbaiki pasar-pasar rakyat," pungkasnya.

Rekomendasi