Dukung Percepatan Penggunaan Kendaraan Listrik, Luhut: Targetnya Indonesia Zero Emisi 2060

| 12 Jul 2022 20:52
Dukung Percepatan Penggunaan Kendaraan Listrik, Luhut: Targetnya Indonesia Zero Emisi 2060
Luhut Pandjaitan (Dok. Antara)

ERA.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendukung penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) atau Battery Electric Vehicle (BEV) produksi dalam negeri sebagai upaya penting dalam mendorong transformasi ekonomi yang lebih hijau.

Hal itu disampaikan Luhut dalam peluncuran tampilan baru armada kendaraan listrik Grab Indonesia, GrabElectric, di Jakarta dikutip dari Antara, Selasa (12/7/2022).

"Dengan kolaborasi kita bersama, saya yakin inilah saat yang tepat untuk menyongsong era baru transportasi bebas polusi, era baru industri dan hilirisasi, dan era baru ekosistem penunjang BEV. Apalagi jika kita menggunakan baterai produksi dalam negeri. Saya mengajak semua pihak untuk mulai mengutamakan dan menggunakan berbagai jenis BEV untuk Indonesia yang sangat kita cintai ini, baik mulai dari transportasi umum hingga transportasi kita pribadi," kata Luhut dalam keterangan tertulis.

GrabElectric menghadirkan 8.500 armada di delapan provinsi dengan menggandeng beragam mitra strategis dan sektor privat lokal maupun mancanegara, seperti Kymco, SWAP Energi, Viar, PT Wika Industri Manufaktur, Hyundai, dan Intelligent Transport System (ITS) Indonesia.

Luhut berharap layanan tersebut dapat ditingkatkan jangkauan di berbagai kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia. Ia bahkan pun mengusulkan adanya pilot project untuk kendaraan listrik beroperasi di lokasi-lokasi yang menjadi destinasi wisata turis.

"Besar harapan saya, aplikasi ini mampu memberikan pengalaman baru bagi masyarakat dalam menggunakan BEV. Sehingga percepatan transformasi ke arah BEV dapat segera terpenuhi," imbuhnya.

Luhut mengatakan pemerintah saat ini sangat serius dalam menyediakan berbagi regulasi untuk mendukung terciptanya ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai.

Beberapa aspek yang didorong antara lain aspek teknis, aspek insentif, hingga kepada aspek pembiayaan. Aspek-aspek tersebut diharapkan mampu menciptakan efek pasokan dan permintaan dalam ekosistem kendaraan listrik sehingga transformasi dapat berjalan sesuai dengan harapan semua pihak.

"Dalam dua tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan investasi dan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang cukup signifikan, baik roda dua, roda empat atau lebih, beserta industri penunjang lainnya. Investasi dan produksi ini tentunya harus dibarengi dengan aspek peningkatan konsumsi BEV itu sendiri, sehingga cita-cita terwujudnya industri BEV yang tangguh di dalam negeri dapat segera terpenuhi," tambah Luhut.

Lebih lanjut, guna mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, Luhut pun mengharapkan dukungan berbagai pihak dalam pencapaiannya.

Luhut menjelaskan sektor transportasi di Indonesia menyumbang sebesar 47 persen dari polusi udara. Bahkan kontribusi polusinya meningkat hingga 70 persen untuk wilayah perkotaan.

Di sisi lain, tingginya konsumsi BBM di sektor transportasi, juga menjadi kendala pemerintah dalam mengalokasikan subsidi.

Dengan harga BBM seperti sekarang, subsidi mobil penumpang diperkirakan mencapai Rp19,02 juta/mobil/tahun, dan untuk sepeda motor diperkirakan mencapai Rp3,17 juta/motor/tahun.

"Melalui gambaran data tersebut, sekali lagi saya tekankan, perlu adanya niat, tekad, dan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder, baik dari pemerintah maupun dari seluruh lapisan masyarakat, agar penggunaan BEV dapat segera dioptimalkan," pungkas Luhut.

Sementara itu, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menambahkan armada GrabElectric merupakan salah satu upaya perusahaan dalam mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik di tanah air serta mendukung upaya pemerintah untuk memiliki lebih dari 2 juta kendaraan listrik pada 2030 nanti.

"Dengan hadirnya GrabElectric ini memberikan dampak positif kepada lingkungan dengan berkontribusi penurunan CO2 kurang lebih 5.000 ton dan membuka lapangan pekerjaan karena sistem dari GrabElectric ini menggunakan sistem sewa. Sehingga, mitra yang tidak memiliki kendaraan bisa tetap bergabung. Kami berharap inisiatif ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih mengenal kendaraan listrik serta turut berperan aktif dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau Indonesia," ujar Ridzki.

Rekomendasi