ERA.id - Sebuah perusahaan startup asal Swedia DSruptive Subdermals telah membuat microchip yang dapat dimasukkan ke dalam kulit sebagai ganti dari sertifikat vaksin Covid-19.
Microchip itu akan menjadi semacam alat tracing seperti aplikasi PeduliLindungi atau sertifikat vaksin Covid-19 yang ditanam di lengan mereka.
Kepala distribusi perusahan tersebut, Hannes Sjoblad menunjukkan cara kerja microchip tersebut.
"Saya memiliki implan chip di lengan saya, dan saya telah memprogram chip tersebut sehingga saya memiliki paspor COVID pada chip tersebut, dan alasannya adalah karena saya selalu ingin membuatnya dapat diakses," katanya, seperti dikutip dari Insider, Senin (27/12/2021).
Sjoblad mendemonstrasikan memindai chip dengan teleponnya untuk memunculkan PDF yang menunjukkan semua detail Sertifikat vaksin miliknya.
Hanya dengan melambaikan smartphone di atas lengannya, status vaksinasi Covid-19 dirinya langsung terbaca.
Cara kerjanya mirip kartu RFID yang dibaca oleh ponsel dibekali NFC.
Nantinya implan microchip ini akan dijual sekitar 100 Euro (Rp1,6 juta).
Sjoblad mengklaim dengan teknologi microchip, status vaksinasi Covid-19 tetap bisa dilihat meski ponsel sedang mati. Microchip berada di bawah kulit baik di lengan atau antara ibu jari dengan jari yang ditanamkan.
Menurut Sjoblad, prosedur ini akan praktis dan tidak memerlukan aplikasi khusus di ponsel.
"Chip ditanamkan dengan suntikan sederhana, menggunakan jarum suntik. Saat diaktifkan oleh alat pembaca, sejumlah kecil data mengalir di antara kedua perangkat melalui gelombang elektromaditana," ucapnya.
Walau vaksin microchip belum siap untuk dipasarkan, pihak terkait menyebut teknologinya aman untuk ditanamkan.
Perusahaan tersebut mengklaim tak ada alat GPS yang dipasang sehingga privasi pengguna terjaga.
Sebelumnya, ramai isu yang menyebut vaksin COVID-19 mengandung chip yang ditanam di lengan pasien. Namun kabar ini hanya isu bohong belaka.