Deformasi Tanah Akibat Gempa Lombok Munculkan Masalah

| 15 Aug 2018 13:15
Deformasi Tanah Akibat Gempa Lombok Munculkan Masalah
Gempa Lombok (Sumber: Twitter/@Sutopo_PN)
Bandung, era.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melakukan observasi terhadap dampak rangkaian gempa yang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya. Hasilnya, PVMBG mencatat sejumlah perubahan kondisi alam sekitar NTB yang terpicu dari aktivitas gempa.

Menurut hasil observasi PVMBG, aktivitas gempa 6,4 SR di 5 Agustus 2018, gempa 7,0 SR pada 9 Agustus dan gempa susulannya yang berkekuatan 6,2 SR telah memicu deformasi permukaan tanah yang mengakibatkan sulitnya penyerapan air akibat retakan. Dampaknya, tentu saja kesulitan air bersih di wilayah-wilayah yang terdampak, mulai dari Dusun Malempo, Desa Obel-obel, sampai Desa Sambil Bengkol di Kecamatan Gangga.

Selain di wilayah-wilayah tersebut, kekeringan juga terjadi di beberapa wilayah yang terletak di dataran tinggi. Enggak cuma kekeringan dan krisis air bersih, para pengungsi dan otoritas kini juga menghadapi kesulitan untuk memprediksi kapan dan di mana aktivitas gempa lanjutan akan terjadi.

"Sangat disayangkan, Kecamatan Kayangan yang seharusnya bisa jadi sumber air bersih para pengungsi, di mana tempatnya berada di dataran tinggi pun mengalami pelapukan dan endapan aluvial yang malah cenderung memicu guncangan gempa bumi," tutur Kepala PVMBG, Kasbani di Bandung, Jawa Barat, Selasa (14/8).

Untuk menangani kekeringan dan menjamin ketersediaan air bersih, otoritas terus melakukan upaya mitigasi dengan melakukan pemetaan dan menyempurnakan pta kawasan rawan bencana (KRB). Lewat KRB, warga Lombok dapat memantau titik-titik mana saja yang aman untuk ditempati, termasuk titik mana saja yang memiliki persediaan air yang baik.

"Dalam penjelasan peta, saya akan mudah terbaca kawasan yang memiliki kemampuan memperkuat guncangan gempa bumi dan warna hijau yang memiliki daya serap yang baik untuk air bersih," kata Kepala Bidang Mitigasi Badan Geologi, Sri Hediyati.

Terlepas dari solusi yang diberikan, Sri menyebut potensi gempa susulan atau pun tsunami masih mungkin terjadi. Karenanya, PVMBG bersama seluruh otoritas terkait lain akan terus melakukan observasi dan pemetaan terkait wilayah-wilayah rawan dan potensi-potensi bencana susulan di wilayah NTB. (Anda Mahardhika)

Tags : gempa
Rekomendasi