Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Tak Panik Saat Ada Badai

| 20 Aug 2018 20:40
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Tak Panik Saat Ada Badai
Kain kiswah penutup Kakbah tersingkap akibat angin kencang. (Sumber Instagram @yusufmansurnew)
Jakarta, era.id - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau jemaah haji Indonesia agar tidak panik saat terjadi badai di sekitar mereka. Hal itu sebagaimana yang terjadi di tenda jemaah asal Indonesia di Arafah, Arab Saudi pada Minggu (19/8).

"Jika badai debu di Arafah jemaah jangan panik, tetap di tenda, kenakan masker dan ikuti arahan petugas haji," demikian bunyi siaran pesan singkat (broadcast SMS) dari kanal resmi Kemenag yang diterima Senin (20/8).

Selain itu, Kemenag juga mengajak jemaah haji asal Indonesia untuk berdoa demi keselamatan bersama, mengingat cuaca kurang bersahabat yang melanda Tanah Suci beberapa hari belakangan.

Angin ribut dan hujan sempat menerpa tenda-tenda milik jemaah calon haji Indonesia di Arafah pada Minggu (20/8) malam waktu setempat. Cuaca buruk itu melanda banyak tempat seperti Masjidil Haram, Mina dan Arafah yang menjadi tempat utama jemaah dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan rukun, wajib dan sunah haji.

 

Saat badai menerpa tenda jemaah Indonesia, beberapa dari mereka memilih berada di dalam tenda sementara lainnya keluar tenda untuk mencari tempat aman. Tidak ada korban jiwa akibat cuaca tidak menentu tersebut. Kegiatan beribadah tidak terganggu dan berjalan lancar sebagaimana mestinya kecuali saat badai berlangsung selama sekitar satu jam di Arafah pada Minggu (20/8) malam.

Amalan ibadah haji saat ini adalah wukuf di Arafah dan berjalan kondusif. Setelah itu, saat matahari tenggelam pada Senin sore, jemaah haji akan bergerak ke Muzdalifah untuk menginap sebentar (mabit) sampai tengah malam.

Di Muzdalifah jemaah akan mengambil batu untuk amalan lempar batu (jumrah) di Mina. Usai amalan haji di Muzdalifah itu, jemaah akan bergerak menuju Mina untuk mabit dan melakukan jumrah pada Selasa (21/8) usai Shalat Dzuhur.

Kemenag berulang kali mengeluarkan imbauan agar jamaah tidak melakukan lempar jumrah pada 10 Dzulhijah atau Selasa (21/8) pagi. Alasannya adalah faktor keselamatan lantaran dapat fatal berdesakan di tengah lautan jamaah sedunia yang mengejar waktu utama untuk jumrah saat dhuha.

Enam jemaah Indonesia meninggal saat wukuf

Sebanyak enam orang jamaah Indonesia meninggal saat berlangsungnya wukuf di Arafah dengan berbagai penyebab. Namun, tidak ada yang wafat karena efek badai yang sempat menerpa Padang Arafah pada Minggu (19/8) malam.

Data per pukul 12.00 WIB, enam jemaah yang meninggal itu berasal dari lima embarkasi berbeda. Jemaah meninggal berasal dari embarkasi Surabaya sebanyak dua orang, dan satu dari embarkasi Solo, Jakarta-Bekasi, Jakarta-Pondok Gede dan Aceh.

Berikut daftar nama enam jemaah meninggal tersebut, Saripah Marsip embarkasi JKG-46 wafat pada 19 Agustus;  Yusuf Lewa embarkasi SUB-65 wafat pada 19 Agustus; Qomariyah binti Abdulloh embarkasi SUB-06 wafat pada 19 Agustus; Patonah binti Carta embarkasi JKS-80 wafat pada 19 Agustus; Siti Rofingah Dahlan embarkasi SOC-91 wafat pada 20 Agustus; Siti Halimah binti Ahmad Dahlan embarkasi BTJ-6 wafat pada 20 Agustus.

Rekomendasi