Lubang itu muncul sejak Kamis (6/9) sekitar pukul 11.30 WIB. Amblesan tanah terjadi pada lahan sawah. Lubang amblesan berbentuk oval dengan dimensi panjang 6,5 meter, lebar 4 meter, dengan kedalaman 6 meter. Lokasi titik amblesan terletak di atas terowongan tanah yang dialiri air.
Terowongan tersebut berukuran panjang sekitar 50 meter, dengan mulut outlet terowongan tinggi 3,2 meter, lebar 2,5 meter. Dengan adanya amblesan ini, aliran air pada terowongan tanah tersebut menjadi tertahan, sehingga terjadi genangan pada ujung barat laut tempat masuknya air, seperti dikutip dari situs Kementerian ESDM.
Hasil pengamatan tim di lapangan, penyebab terjadinya amblesan karena ada terowongan tanah (tanpa konstruksi penguat pada dinding dan atapnya) yang melintas tepat di bawah lubang amblesan. Dinding dan atap terowongan tanah tersebut sedikit demi sedikit tergerus oleh aliran air, bikin rongga bawah tanah yang semakin membesar dan tidak kuat menahan beban tanah di atasnya. Ditambah lagi penambahan tingkat kejenuhan tanah akibat mulai turunnya hujan.
Tim menyarankan supaya perlu dilakukan pembersihan sumbatan tanah amblesan dan sampah pada terowongan agar aliran air pada terowongan tetap terjaga. Sehingga tidak terjadi akumulasi dan luapan air pada bagian tempat masuknya air. Perlu adanya penguatan pada dinding dan atap sepanjang terowongan tanah tersebut, agar tanah di atasnya tetap stabil (tidak ambles).