“Belum ada pemberitahuan mengenai program Ok Otrip, kami masih menunggu kordinasi dari pusat, kita belum tau sekemanya seperti apa,” ungkap salah satu petugas Terminal Bus Transjakarta, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Tiwi (34), pada Jumat (15/12/2017).
Tampak menunjukan keraguan, Ia pun menghubungin Kordinator Lapangan Terminal Bus Transjakarta jurusan Lebak Bulus-Harmoni, untuk konfirmasi lebih lanjut. Tiwi mendapat jawaban bahwa belum ada pemberitahuan lebih lanjut dari instansi terkait.
Sementara, Annisa (24), penguna jasa Bus Transjakarta jurusan Lebak Bulus-Kota mengatakan, belum mengetahuin adanya program Ok Otrip yang diresmikan Kamis kemarin.
“Saya belum mengetahui adanya program tersebut, cara kerjanya seperti apa, dan kapan program tersebut terlaksana,” ungkapnya.
Adapun pendapat William (46), mengatakan sudah mengetahui peresmian program Ok Otrip, namun belum mengerti bagaimana skema pengoprasian program yang diusung Anis-Sandi ini.
“Ya saya sudah mendengarnya melalui radio, tapi sekedar itu. Sayang belum mengetahuin pastinya seperti apa, tidak ada pemberitahuan oleh petugas,” tuturnya
William berharap, ada sosialisasi mendalam mengenai program tersebut. Tidak hanya melalui media, tetapi dengan pendekatan persuasif di terminal Transjakarta agar masyarakat memahami betul cara kerja program Ok Trip ini.
Pemerintah Provinsi (Pemorov) DKI Jakarta menggelar acara soft launching program Ok OTrip, Kamis (14/12/2017). Sistem One Man One Ticket ini akan diimplementasikan di seluruh halte Transjakarta mulai 22 Desember 2017 hingga pertengahan Januari.
Selanjutnya, uji coba program Ok Otrip akan dilaksanakan selama tiga bulan dengan dengan moda transportasi angkutan kota, bus sedang, dan Transjakarta, terhitung pertengahan Januari 2018 hingga April 2018. Uji coba dilakukan di empat wilayah kota administrasi Provinsi DKI Jakarta, di antaranya kawasan Jelambar (Jakarta Barat), kawasan Duren Sawit (Jakarta Timur), kawasan Warakas (Jakarta Utara), kawasan Lebak Bulus (Jakarta Selatan).
Pemberlakuan tarif promo yakni maksimal 3.500 rupiah selama tahap uji coba berlangsung (tiga bulan). Seluruh pembayaran menggunakan sistem non tunai berupa Kartu Ok Otrip yang bisa didapatkan di halte Transjakarta dan outlet yang bekerja sama dengan Transjakarta.
Sekalipun nantinya pelanggan cukup membayar maksimal 5.000 rupiah untuk satu tujuan perjalanan, untuk semakin mendorong penggunaan transportasi massal, akan ada pemberlakuan tarif promo yakni maksimal 3.500 rupiah selama tahap uji coba berlangsung (tiga bulan). Seluruh pembayaran menggunakan sistem non tunai berupa Kartu Ok Otrip yang bisa didapatkan di halte Transjakarta dan outlet yang bekerja sama dengan Transjakarta.