Pengamat : Prabowo Harus Ubah Gayanya

| 21 Oct 2018 19:37
Pengamat : Prabowo Harus Ubah Gayanya
Analisis Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio (Tasya/era.id)
Jakarta, era.id - Pengamat politik sekaligus Analisis Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menyebut gaya komunikasi capres nomor urut 02 Prabowo Subianto perlu diubah. Ia menilai, akan membosankan bagi masyarakat bila Prabowo terus membicarakan soal kekayaan bangsa harus dimiliki negeri sendiri.

“Kalau hanya gitu-gitu terus, orang tuh juga akan bingung dan malas. Karena kok tidak ada solusi yang presisi,” kata Hendri kepada wartawan di Anomali Cafe, Teuku Cik Ditro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/10/2018).

Apalagi, menurut Hendri, dua capres ini sebetulnya sudah tahu permasalahan yang dihadapi bangsa tak hanya soal kekayaan yang disebut dimiliki asing. Ada permasalahan asing yang harusnya lebih diperhatikan lagi, seperti soal bahan pokok, barang, listrik, dan bahan bakar minyak (BBM) serta soal lapangan pekerjaan.

“Bicaranya harus lebih banyak ke sana. Tapi kita kan belum mendengar Pak Prabowo bicara begitu,” ungkapnya.

Selain soal gagasan yang disampaikan, Hendri bilang, Prabowo juga harus mengganti kostumnya demi menggaet para pemilih khususnya pemilih milenial.

“Soal kostum harus diubah. Kalau begini terus ini kesempatan bagi Pak Jokowi melanjutkan dua periode,” jelas Hendri.

Meski begitu dia mengingatkan, agar kedua capres tak mengungkap citra diri mereka dengan cara yang palsu. Bahkan, jika Hendri jadi timses Prabowo, dirinya mengaku sudah punya cara sendiri untuk mendandani mantan Danjen Kopassus itu.

“Kalau saya yang jadi timsesnya Pak Prabowo, hal pertama yang saya ganti adalah kostum. Jangan lagi putih, krem, cokelat. Bosan orang melihatnya. Masa dari tahun 2014 itu lagi itu lagi. Sering pakai batik, sering pakai baju koko biar ngeliatnya fresh. Sandi aja berani pakai biru muda. Coba saja ditiru,” jelasnya.

Selain itu, menurut Hendri, dari segi karakter capres nomor urut 01, Jokowi punya kelebihan dibandingkan Prabowo. Termasuk soal hal yang sudah dikerjakan Jokowi saat ini sangat mungkin menggaet swing voters yang masih bingung dengan pilihan mereka. 

“Yang dipertontonkan Pak Jokowi membuat para swing voters lebih mudah diyakinkan. Sementara Pak Prabowo harus benar-benar mengeluarkan daya upaya untuk meyakinkan swing voters. Untungnya kampanye Pilpres 2019 lebih lama dibandingkan Pilpres 2014,” ujarnya.

Sehingga untuk mengejar ketertinggalan dari capres 01, maka strategi yang digunakan oleh kubu Prabowo harus diubah. Sebab zaman telah berubah dan segmentasi pemilih yang harus diraih juga semakin berkembang seperti para milenial.

Rekomendasi