Data survei menunjukkan, sebanyak 75 persen publik menyatakan kekhawatiran atas berita hoaks yang menyebar di masyarakat. Hanya 8,7 yang menyatakan tidak khawatir dan 16,3 persen tidak menjawab.
"Dari 75 persen yang khawatir, 74,5 persen di antaranya menyatakan mereka ingin hoaks di media sosial ditertibkan," tutur peneliti LSI Ikrama Masloman di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).
Jika ditelaah menurut segmen pendidikannya, responden yang berpendidikan minimal sarjana memiliki persentase setuju jika hoaks dibersihkan paling besar yaitu 91 persen.
Kemudian, responden lulusan SD yang menyatakan setuju sebanyak 67,3 persen, lulusan SLTP menyatakan setuju sebanyak 78,6 persen, lulusan SLTA menyatakan setuju sebanyak 78,5 persen.
"Jadi, baik mereka yang berpendidikan tinggi maupun rendah merasa setuju bahwa media sosial harus dibersihkan dari hoaks," kata Ikrama.
"Begitupun juga responden yang berasal dari kalangan bawah hingga atas, pendukung partai politik dan pasangan capres-cawapres manapun, mayoritas juga ingin agar hoaks dibersihkan dari media sosial," tambahnya.
Baca Juga : Canda Jokowi Soal Foto Hoaks PKI-nya