Salah satu upayanya dengan mengandalkan penyediaan rumah pompa. Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan menyebut, ada sebanyak 153 rumah pompa telah tersebar di kota administratif DKI.
"Ada 153 rumah pompa, tersebar di 5 wilayah kota. Di 153 rumah pompa itu ada 435 pompa stasioner, dari kapasitas seperempat sampai dengan 2 sampai dengan 10 meter persegi per detik," kata Teguh kepada wartawan, Rabu (21/11/2018).
Baca Juga : Waspadai Delapan Titik Rawan Banjir di Jakarta Barat
Meski demikian, Teguh mengakui, tidak seluruh pompa berfungsi dengan baik. Sebanyak 5 persen dari total pompa yang ada tidak dapat digunakan secara maksimal karena sudah berusia tua.
"Rusak pasti ada, karena 5 persen tadi itu pompa-pompa lama yang bahkan ada pompa yang sejak tahun 1970 Tomang, kemudian di pompa Grogol. Nah, itu yang usianya sudah di atas 30-40 tahun," ucap dia.
Teguh melanjutkan, pengadaan anggaran penggantian pompa lama ke yang baru terbilang cukup rumit, karena butuh waktu lama untuk penghapusan aset sebelum mengganti yang baru.
Namun, selain penggunaan 95 persen pompa yang masih berfungsi dengan baik, Teguh juga sudah menyiapkan 102 pompa mobile yang telah disiapkan di lokasi dataran cekungan rawan banjir di DKI.
"Utamanya di daerah-daerah seperti Kampung Melayu dan Cipinang Melayu. Jadi, PR saya tuh mudah-mudahan tahun ini kita bayar tuh lahannya, tuntas tinggal 450 miliar," ujarnya.