"Wah mengecewakan betul kalau pengaturan skor itu benar-benar terjadi. Tidak akan maju sepak bola nasional kita kalau benar terjadi pengaturan skor," ujar Ma'ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018).
Mustasyar PBNU ini mengaku prihatin dan kecewa jika pengaturan skor ini terjadi dan mengesankan olahraga sepak bola sebagai alat judi. Sebab, harusnya sepak bola Indonesia mampu membangun prestasi dan menjadi lahan bisnis seperti di Benua Amerika Latin dan Eropa.
"Kalau kita amati di Amerika Latin dan Eropa selain mengejar prestasi, sepak bola juga menjadi bisnis yang tanpa merusak mutu permainan," ungkap Ma'ruf.
Sehingga, Ketua Majelis Ulama Indonesia itu minta agar semua pihak bisa mengambil hikmah dari dugaan pengaturan skor yang terjadi dalam sepak bola nasional dan mengajak semua pihak untuk memikirkan dan mengharumkan kembali nama sepak bola Indonesia dengan prestasi.
"Harapan saya jangan ada lagi pengaturan skor. Kalau bisa sepak bola Indonesia dimulai dengan pemilihan pemain berbakat secara baik," ujar mantan Rais Aam PBNU itu.
Ulama yang kini berpasangan dengan capres Joko Widodo di Pilpres 2019, itu juga mengaku hobi bermain bola. Sehingga ia berharap, ke depan tim sepak bola Indonesia bisa dilatih oleh pelatih yang berkualitas.
"Ditambah dengan pelatih yang pintar dan berkualitas yang bisa memberikan metode pelatihan bola yang baik. Mari jadikan sepak bola Indonesia menarik," tutupnya.