Kondisi tersebut diketahui melalui riset langsung yang dilakukan 2.562 dokter gigi pada tahun 2018 lalu. Hasil akhirnya memang baru akan dirilis akhir 2019 ini. Namun dari temuan sementara, ternyata 57,6 persen masyarakat Indonesia sakit gigi. Dan hanya 10,2 persen yang berobat ke dokter gigi.
"Tercatat sebesar 92 persen penduduk Indonesia mengalami kerusakan gigi," ujar Ketua Umum (PDGI) Sri Hananti Seno di Semarang, Jumat (25/1) kemarin.
Dilansir dari Antara, indikator makin menurunnya kesehatan gigi dan mulut terletak pada jumlah kerusakan. Dulu, kerusakan setiap orang hanya antara 4-5 gigi, namun kini rata-rata 7-8 gigi rusak per orang.
Dan kondisi ini lebih jelek dibanding lima tahun lalu. Banyak faktor yang memengaruhi kondisi tersebut antara lain. Mulai dari maraknya dokter gigi ilegal yang hanya bermodal pengetahuan dari media sosial YouTube. Lalu ada yang cuma mengikuti seminar kemudian mendapat sertifikat.
Baca juga: Vigit Waluyo, Persija Ngamuk Tuh
Faktor lain soal pemerataan penempatan dokter gigi. Yang tercata memang ada 30 ribu dokter gigi berpraktik. Namun penyebarannya tidak merata terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu kesadaran masyarakat untuk berobat ke dokter gigi juga dianggap masih kurang sehingga perlu diedukasi.
"Maka kita minta dokter gigi melakukan bakti sosial memperbaiki dan edukasi ke masyarakat," kata Sri Hananti Seno.
Baca juga: Radikalisme di Dalam Ruang Kelas