"Benar Insya Allah kita akan mundur masal dari PBB. Coba nanti saya data dulu, kurang lebih yang di DKI Jakarta bisa 100-an orang," kata Novel saat dihubungi, Selasa (29/1/2019).
Dukungan Yusril kepada paslon nomor urut 01 tersebut, kata Novel, membuat kecewa sejumlah kader PBB, yang mendukung paslon Prabowo-Sandiaga sejak hasil Ijtima Ulama kedua beberapa waktu lalu.
"Kami sudah berjuang sesuai dengan ijtima ulama untuk mendukung 02 bersama dewan suro DPP PBB yaitu MS Ka'ban, namun tekanan YIM (Yusril Ihza Mahendra) saat rapat pleno kemarin yang memang sudah mengarahkan ke (paslon nomor urut) 01," kata dia.
Untuk diketahui, PBB telah resmi menyatakan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Ma'ruf. Keputusan untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 berdasarkan rapat pleno PBB pada 19 Januari lalu.
Namun, ada 80 calon anggota legislatif PBB yang mengatasnamakan caleg 'Poros Mekkah' membelot dan mendeklarasikan dujungan pada paslon Prabowo-Sandi pada Sabtu (26/1) di Aula Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Yusril mengakui adanya sejumlah calegnya yang tak nurut kepada putusan dukungan partai. Namun demikian, ia menegaskan, dukungan yang sah adalah keputusan mayoritas pengurus partai pada rapat pleno.
"Kewenangan memutuskan dukungan paslon capres itu adalah kewenangan DPP PBB, bukan kewenangan para caleg. Siapa yang menjadi caleg itu juga diputuskan oleh PBB sebagai organisasi sesuai tingkatannya," ungkap dia.
Yusril juga bilang bahwa PBB tidak mengadakan kubu caleg Poros Makkah atau Poros Madinah, juga tidak ada caleg Pass Lantang, karena bukan mereka yang memutuskan seseorang itu menjadi caleg.
"Caleg PBB seluruh tanah air ada sekitar 15.000 orang. Dari 80 orang caleg yang kemarin menyebut diri mereka sebagai 'caleg Poros Mekkah' yang mendukung Prabowo-Sandi itu, adalah terdiri atas caleg DPR RI, caleg provinsi dan juga caleg kabupaten kota dari berbagai daerah," jelas dia.