Sitiria Waruwu alias Ina Meni (60), warga Desa Baruzo, Kecamatan Sogae, adu, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, mengakui jika saat ini sudah memakai LPG 3 kg untuk memasak di rumah.
Dia mengeluh tingginya harga LPG 3 kg yang dijual di daerahnya, dimana untuk membeli LPG 3 kg dia harus membayar sebesar Rp35.000.
"Dulu saya pakai minyak tanah 5 liter seminggu dan membayar seharga Rp20 ribu, tetapi sekarang dengan memakai LPG 3 kg, saya wajib membayar lebih atau membayar Rp35 ribu," keluhnya, seperi dikutip Antara, Minggu (10/2/2019).
Dia bahkan mengungkapkan, pada awal melakukan pengisian ulang LPG 3 kg, isinya habis lebih seminggu, tetapi akhir-akhir ini lebih cepat habis atau kurang seminggu.
"Kami sangat terbebani atas tingginya harga LPG 3 kg saat ini, apalagi bagi kami yang mencari makan dengan jualan sayur. Kami berharap pemerintah peduli dan menurunkan harga LPG 3 kg," katanya.
Ia juga mengutarakan jika nantinya harga LPG 3 kg tetap mahal dan subsidi minyak tanah dicabut, ia kembali menggunakan kayu bakar untuk memasak, karena tidak sanggup untuk membeli LPG apalagi minyak tanah.
"Kalau LPG 3 kg masih tetap mahal dan subsidi minyak tanah ditarik, kami akan menggunakan kayu bakar untuk memasak, " ucapnya.
Di tempat berbeda, Ina Wara, salah seorang ibu rumah tangga di Kota Gunungsitoli mengaku lebih hemat menggunakan minyak tanah daripada LPG 3 kg saat ini. Menurut dia, LPG 3 kg dijual daerahnya Rp30 ribu, dan dipakai hanya empat hari untuk memasak, sedangkan jika membeli minyak tanah dia bisa mendapat sebanyak 7 liter.
"Kalau beli minyak tanah, uang Rp30 ribu bisa dapat sebanyak 7 liter, dan habis lebih dari seminggu, sedangkan LPG 3 kg habis kurang dari seminggu atau hanya empat hari," ungkapnya.