Sebelum berkeliling, Ma'ruf memperlihatkan isi rumahnya yang ada di komplek pondok pesantren. Dia juga sempat menunjukkan foto keluarga, foto saat menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, serta beberapa foto dirinya dengan pemuka agama Islam.
"Ini waktu bersama syeikh dari Sudan, waktu saya masih gemuk," canda Ma'ruf kepada wartawan sambil menunjuk salah satu foto yang terpajang di rumahnya, Selasa (19/2/2019).
Di ruang tengah itu, juga ampak pigura besar berisi silsilah pengasuh pesantren. Di urutan paling atas, ada nama nabi besar Muhammad SAW. Tapi, Ma'ruf enggan membicarakan itu saat ditanya soal keturunan nabi.
"Katanya sih begitu," kata dia sambil terkekeh.
Ma'ruf memperlihatkan foto yang ada di ruang tengah rumahnya di Komplek Ponpes An Nawawi Tanara (Foto: Wardhani/era.id)
Menurut dia, rumahnya selalu penuh saat haul atau peringatan. Soalnya menurut kebiasaan Nahdlatul Ulama (NU), warga nahdliyin selalu berkumpul di rumah kiai sepuh untuk memperingati hari besar Islam, atau peringatan lain.
Tak hanya itu, beberapa tamu penting pun pernah berkunjung ke rumahnya ini. Termasuk Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden saat ini Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Setelah puas menunjukan foto-foto yang ada di ruang tengah tersebut, Ma'ruf kemudian mengajak awak media berkeliling di pesantrennya. Ada belasan bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 9 hektare dan ada seribu santri lebih yang belajar di ponpes tersebut.
Meski udara panas, Ma'ruf seakan tak merasakan hal itu. Dia juga tak menggunakan payung untuk melindungi dirinya dari panas matahari yang sangat menyengat kulit. Bahkan, dia tetap semangat mengajak awak media berkeliling. Para santri yang sedang menempuh pendidikan pun tampak antusias dengan kehadiran Ma'ruf Amin.
Mantan Rais Aam PBNU itu juga sempat menengok kelas santri putri. Saat masuk, ia sempat berbincang dengan para santri yang tengah dalam proses belajar mengajar.
Tak hanya berkeliling melihat bangunan, beberapa unit pelatihan santri sempat dikenalkan Ma'ruf kepada wartawan. Sebut saja seperti pabrik roti kecil, Bank Wakaf Mikro (BWM) dan koperasi. Tak hanya itu, ada juga supermarket bernama lembaga ekonomi umat (LEU), sayangnya, supermarket itu masih tutup saat Ma'ruf hadir.
Ma'ruf saat berbincang dengan pengurus Bank Wakaf Mikro (Foto: Wardhani/era.id)
Soal Bank Wakaf Mikro (BWM), dari penjelasan Magfiroh yang merupakan pengurusnya, sudah ada sekitar 300 lebih ibu-ibu yang ikut jadi anggotanya dan melakukan pinjaman.
Katanya, sebelum melakukan pinjaman, mereka harus sudah punya usaha terlebih dahulu dan akan disurvei. Tujuannya, agar uang yang dipinjam tidak lantas digunakan untuk hal-hal lainnya. Selain itu, ada tujuan baik dibalik pembentukan bank ini.
"Tujuannya supaya ibu-ibu yang mau usaha tidak lantas meminjam uang dengan bunga tinggi atau ke rentenir," ungkap Magfiroh.
Supaya kalian tahu, kunjungan Ma'ruf ke Serang, Banten, digunakan untuk memantapkan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Tak hanya itu, Ma'ruf juga akan merangkul anak-anak muda terutama kiai-kiai muda untuk berdiskusi meraih kemenangan di Banten.
Ma'ruf menyebut, kunjungan sebanyak lima kali lebih ke provinsi itu karena memang ada target yang perlu dicapai, yakni merawat dukungan dari para pendukung dan meraup suara swing voters.
"Kedua melakukan upaya-upaya penambahan, baik dari swing voter, undecided maupun yang sudah menentukan sebelah sana kita rayu ke sini," ungkapnya.
Santri yang antusias melihat Ma'ruf Amin yang berkunjung (Foto: Wardhani/era.id)