Menko Maritim: Sekarang, Kita Utang Produktif!

| 21 Feb 2019 14:05
Menko Maritim: Sekarang, Kita Utang Produktif!
Menko Maritim Luhut Panjaitan saat membuka acara Rapat Kerja Nasional Indonesia Bersih. (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan buka-bukaan soal dana utang pemerintah yang mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, dana utang pemerintah saat ini banyak digunakan untuk hal yang produktif.

"Infrastruktur, tempatnya Pak Basuki (Kementerian PUPR). Anda bisa bayangkan selama 2010-2014 hanya Rp656 triliun. Sekarang dalam lima tahun kurang Rp1.800 triliun. Naik," katanya, saat membuka acara Rapat Kerja Nasional Indonesia Bersih, di Gedung Manggala Wanabakti, Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Menurut Luhut, kenaikan jumlah utang pemerintah saat ini karena Indonesia membangun. “Pendidikan juga demikian naik sekian, kesehatan sekian. Bapak ibu sekalian, ini memang betul-betul produktif,” jelasnya.

“Semua utang yang kita buat, utang produktif. Tidak ada utang yang tidak produktif,” sambungnya.

Di samping itu, Luhut juga menyinggung proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi yang dikritik oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Luhut, proyek LRT ini membayar. 

“Apa itu produktif? LRT itu membayar, sustainable dari laporan kita itu jalan. Tidak ada satu pun utang kita yang tidak sustain. Jadi dia bayar sendiri,” ucapnya.

Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla menilai proyek LRT Rp500 miliar per Km terlalu mahal. Jika begitu, Adhi Karya bakal kesulitan nantinya untuk balik modal. Namun PT Adhi Karya (Persero) Tbk menyatakan nilai Rp500 miliar per Km tersebut lebih murah dibandingkan nilai proyek di beberapa negara lain.

Sementara itu, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, jika utang diibaratkan dengan sebuah penyakit, saat ini Indonesia sudah masuk stadium lanjut. Dia menilai, saking banyaknya utang negara, menteri keuangan sudah tidak layak disebut sebagai menteri keuangan.

“Ini kalau ibarat penyakit saya katakan stadium sudah cukup lanjut sudah lumayan parah. Utang menumpuk terus, kalau menurut saya, jangan disebut lagi lah ada menteri keuangan. Mungkin menteri pencetak utang,” ujar Prabowo.

Rekomendasi