Makalah ini berisi usulan yang diberikan FK UI guna menjadi masukan dalam proses pemungutan suara dalam pemilu selanjutnya. Dekan FK UI Ari Fahrial Syam menyebut makalah kebijakan ringkas tersebut diberikan menyusul banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia akibat kelelahan.
Ari menilai petugas KPPS yang meninggal hingga ratusan orang itu memang akibat kelelahan bekerja di luar jam biologis.
"Secara umum saya sampaikan bahwa memang kita mengetahui para petugas ini berada di dalam kondisi kerja yang sudah melewati jam biologis yang seharusnya," ujar Ari di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).
Secara normal, kondisi biologis seseorang untuk bekerja keras yakni 8 jam dan bekerja ringan 8 jam. Kemudian, selam 8 jam diperuntukkan untuk beristirahat, termasuk di antaranya 6 jam waktu istirahat dipakai untuk tidur.
"Jika waktu istirahat tersebut tidak dipenuhi maka seseorang dengan memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes dan jantung hal tersebut bisa memicu tingginya gula darah dan tekanan darah tinggi.
Apalagi, kata dia, pekerjaan yang cukup berat itu juga dinilai menyebabkan seseorang mengalami kelelahan secara fisik dan psikis. "Dan ketika hal ini tidak dipenuhi maka berbagai keadaan bisa terjadi," imbuhnya.
Oleh karenanya, Ari merekomendasikan KPU jika memang sistem Pemilu serentak tetap diterapkan pada Pemilu selanjutnya setidaknya harus ada manajemen kerja paruh waktu atau shifting bagi petugas KPPS.
Selain itu, Ari juga merekomendasikan agar memberikan jaminan kesehatan bagi para petugas dengan melibatkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Sehingga kalau ada masalah kesehatan bisa di-cover. Dan dari data KPU, ternyata memang 70 persen pasien-pasien yang meninggal umurnya di atas 40 tahun. Ini umur di mana seorang itu harusnya check up," ungkapnya.
"Ini jadi PR (pekerjaan rumah) buat kita penting kesadaran MCU (medical check up). Karena sebenarnya orang meninggal itu bukan meninggal dadakan tapi tidak diteridentifikasi sebelumnya apakah punya penyakit orang tersebut. Mudah-mudahan hal (itu) ke depan enggak terjadi lagi," tambahnya.