Korban Meninggal Tanah Abang dan Skenario Kerusuhan Lebih Besar

| 22 May 2019 19:45
Korban Meninggal Tanah Abang dan Skenario Kerusuhan Lebih Besar
Aksi massa 21 Mei (Anto/era.id)

Jakarta, era.id - Enam orang dikabarkan tewas dalam kerusuhan di Tanah Abang Jakarta Pusat, Rabu dinihari (21/5). Belum ada detail soal meninggalnya enam korban. Yang jelas, seorang korban berusia 30 tahun atas nama Farhan Syahfero meninggal dengan sejumlah luka mengenaskan, termasuk sebuah luka yang diduga akibat tembakan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti menjelaskan, Farhan tewas akibat serangan benda tajam dan tumpul. Farhan tewas dengan luka-luka lecet dan robek, serta luka yang menembus pembuluh darah hingga paru-parunya. Dia tewas di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jakarta.

Sebelum Widyastuti, pihak Rumah Sakit Budi Kemuliaan telah lebih dulu mengabarkan tewasnya Farhan. Direktur rumah sakit, Fahrul W Arbi menjelaskan, dokter sempat melakukan tindakan resusitasi atau CPR kepada Farhan yang diduga terkena tembakan di bagian dada.

"Korban waktu datang belum meninggal, jadi sempat diresusitasi kemudian tidak tertolong dan kita menghubungi keluarga dan kita kirim (jenazah) ke RSCM Cipto," tutur Fahrul ditulis CNN, Rabu (22/5/2019).

"Meninggalnya karena ada luka tembak tembus ke belakang dari dada, mungkin mengenai paru-paru. Kan ada pneumotoraks. Pneumotoraks itu selaput paru robek sehingga udara terkumpul di sana dan kena pembuluh darah besar," tambahnya.

Selain Farhan, belum ada detail penting terkait tewasnya lima korban lain. Kapolri, Tito Karnavian berjanji mendalami meninggalnya para korban. Tito mengimbau masyarakat untuk tenang dan tak berprasangka terlebih dulu pada aparat, sebab Tito menjamin seluruh proses pengamanan dilakukan sesuai standar operasi. Tanpa senapan, apalagi peluru tajam.

"Saya minta masyarakat tetap tenang, tidak langsung menuduh aparat keamanan yang melakukan tindakan-tindakan tersebut. Kita memiliki SOP sendiri, dan kita tegaskan Kapolri tidak pernah sampaikan perintah tembak di tempat," tutur Tito dalam konferensi pers.

Skenario ciptakan martir

Dalam beberapa waktu belakangan, polisi mengklaim menangkap enam orang bersenjata api yang diduga akan memancing kerusuhan pada demonstrasi hari ini.

Menurut keterangan yang dikorek Tito dari para pelaku, senjata-senjata itu rencananya akan digunakan untuk menyerang. Bukan hanya aparat dan pejabat, tapi juga untuk menyerang massa.

"Tanggal 21 Mei kita juga tangkap tiga orang. Mereka ditangkap dengan senjata revolver jenis taurus dan glock berikut sejumlah peluru. Pengakuan dari mereka juga sama akan dipakai pada saat tanggal 22," tutur Tito.

Skenarionya, para pemilik senjata itu akan menyerang massa untuk menciptakan martir, memunculkan kesan seakan-akan serangan dilakukan oleh aparat. Jika martir telah tercipta, gerakan-gerakan lanjutan nantinya akan dilakukan.

"Senjata-senjata ini mereka pakai di antaranya juga untuk selain kepada aparat, pejabat, juga untuk kepada massa supaya akan timbul martir untuk memancing publik jadi marah," kata Tito.

"Yang disalahkan nantinya pemerintah. Kita juga dapat informasi masih ada senjata lain yang beredar," tambahnya.

Rekomendasi