Sebuah terobosan pun dilakukan Pemkot Surabaya untuk meminimalisir aksi ilegal tersebut. Salah satunya lewat alat pendeteksi wajah atau face recognation system yang diterapkan di semua closed circuit television (CCTV) yang tersebar di Kota Pahlawan itu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad mengatakan, alat pendeteksi wajah saat ini sebetulnya sudah diterapkan pada kamera CCTV di Terminal Purabaya.
"Ada 16 titik kamera yang terpasang teknologi pendeteksi wajah," katanya di Surabaya, seperti dikutip Antara, Senin (23/9/2019).
Menurut dia, tujuan pertama dari penerapan alat pendeteksi wajah tersebut adalah untuk mendeteksi adanya calo yang ada di Terminal Purabaya. Selain itu juga berfungsi untuk mendeteksi para pendatang.
Sebelumnya, dikutip Kompas.com, Kepala Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela mengatakan, dalam melakukan aksinya, para calo akan mencari penumpang bus dan menawarkan tiket bus dengan harga berlipat.
Setelah mendapatkan mangsa, calo tersebut memasukkan korbannya dalam ruang khusus milik biro travel. Mereka memaksa calon penumpang agar membeli tiket yang ditawarkan. Tak jarang para calo juga mengambil paksa uang calon penumpang.
Leonard menambahkan, harga tiket Surabaya-Madiun yang hanya Rp 40.000 misalnya, bisa dijual para pelaku dengan harga Rp400 ribu. Usai membeli, calon penumpang hanya diberi kertas kuitansi dan diantar ke bus tujuan. Tapi, di bus, korban masih diminta karcis karena dianggap belum membeli tiket.
Ilustrasi (Pixabay)
Saat ini total CCTV di Surabaya sebanyak 1.200 kamera. Dari jumlah tersebut, semuanya akan dilengkapi teknologi face recognition. Bahkan, dari jumlah tersebut, bakal ditambah 280 unit, sehingga totalnya mencapai 1.480 kamera berbasis face recognition.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya bilang, setelah teknologi face recognition dipasang, pihaknya juga bakal melakukan pertemuan bersama densus, kepolisian, dan jajaran terkait untuk sama-sama bersinergi dalam menjalankan teknologi ini guna mendukung pengamanan Kota Surabaya.
"Saya berharap tiap pintu masuk kampung juga memiliki fasilitas itu," ujarnya.
Menurut dia, terobosan teknologi terbaru ini, bertujuan untuk memantau dan memberikan keamanan bagi masyarakat. Sebab, teknologi itu mampu membantu dalam menangani berbagai masalah yang terjadi di jalan raya. Misalnya saja jika terjadi kecelakaan tabrak lari, maka kejadian itu dapat tertangkap kamera yang terkoneksi dengan data kependudukan.
Setelah teknologi ini berjalan, lanjut dia, pihaknya sudah menyiapkan konsep dan langkah berikutnya untuk terus mengembangkan teknologi face recognition tersebut.
"Jadi misal kalau ada orang yang dua kali tertangkap kamera di lokasi seperti sekolah, tapi tidak melakukan apa-apa, maka nanti kita akan lakukan analisa siapa orang tersebut," katanya.