Pada pertemuan tersebut Gubernur Jabar diterima Wakil Menteri Lingkungan Hidup Jepang Nakayama. Masalah yang dibicarakan mengenai rencana dan komitmen bantuan terhadap sejumlah program lingkungan di Jabar termasuk pemulihan Sungai Citarum, yang mencakup pengolahan limbah industri. Selian itu, Jepang berkomitmen medukung proyek Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung terkait program Green Business yang diikuti Jepang.
“Nah, beliau (Wamen Lingkungan Jepang) menyarankan ini akan dibahas secara teknis di bawah, agar bantuan program terkait lingkungan dari Jepang di 2020 bisa dilaksanakan,” jelas Ridwan Kamil, dikutip dari keterangan resminya, Kamis (7/11/2019)
Dalam kesempatan yang sama Emil juga menyampaikan permintaan keterlibatan perusahaan-perusahaan Jepang yang memiliki pabrik di Jabar untuk menyalurkan dana CSR-nya untuk turut serta dalam pemulihan dan penghijauan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Menurutnya dukungan untuk program lingkungan pun datang dari JICA yang menyambut baik target pemerintah menjadikan Citarum sungai terbersih dan ramah lingkungan pada 2024.
“JICA akan memastikan banyak bantuan dalam bentuk dana dan teknologi dan kepakaran dalam membantu Jabar mempercepat program Citarum Harum,” tutur Emil.
Kedua dalam pertemuan tersebut JICA juga mendorong Jabar menjadi percontohan program pengelolaan sampah menjadi energi (waste to energy). Dimana JICA akan membantu mengawal proyek TPPAS Legoknangka juga 3-4 proyek serupa di sejumlah wilayah.
“Ada 3-4 proyek Waste to Energy yang akan dibantu JICA dalam prosesnya. Lewat support JICA maka kredibilitas proyek ini di mata internasional menjadi sangat baik. Insyaallah Jabar menjadi percontohan yang baik untuk provinsi ramah lingkungan,” kata Gubernur.
Baca Juga: Sanggupkah DPR Selesaikan 35 RUU Per Tahun?
JICA juga menurutnya memastikan tetap komitmen mendorong investasi ke Indonesia lewat kerjasama antar pemerintah (G to G). Dia mencontohkan kontribusi tersebut lewat pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang yang akan memenuhi standar pembangunan berkelanjutan.
“Jadi standar-standar internasional bisa kita penuhi, kalau berhasil bukan hanya untuk Jawa Barat dan Indonesia, namun untuk dunia dan Jepang,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jabar Herry Antasari menambahkan mengingat konstruksi Pelabuhan Patimban, Subang dikerjakan pihak Jepang, maka JICA turut didorong untuk berkontribusi dalam pengembangan kawasan Segitiga Rebana.
JICA yang menjadi bandul dari bantuan donor Jepang ke Indonesia dinilai Pemprov Jabar mampu mendorong kontribusi maksimal dan optimal dalam rencana Rebana yang akan jadi kawasan ekonomi khusus tersebut.
“Kalau urusan pelabuhan sudah clear ya, yang menjadi konsen Pemprov Jabar adalah pengembangan kawasannya. Jadi kedatangan Pak Gubernur kesini untuk memastikan, menggambarkan peran mereka tidak selesai hanya setelah kontruksi tapi mereka juga ditawarkan terlibat dalam pembangunan infrastruktur yang ada di Rebana,” katanya.