"Mayoritas penyebab disorientasi seksual itu karena perilaku hidup bebas. Akhir tahun 2018 lalu kami mencatat ada sekitar 4.000 orang berperilaku seks menyimpang homoseksual ini," kata Komisioner KPAD Kabupaten Bekasi, Mohamad Rojak,seperti dilasir Antara, Rabu (4/12/2019).
Rozak mengaku data itu berdasarkan laporan yang diterima dari pihak kepolisian saat Polres Karawang berhasil mengungkap komunitas LGBT di daerah tersebut. Hasilnya, polisi menemukan 4.000 pria yang tergabung di dalam komunitas itu adalah warga Kabupaten Bekasi.
"Dari pihak kepolisian kami diberitahu. Setelah kami telusuri benar saja jumlah homoseksual itu sangat banyak di Kabupaten Bekasi," ungkap Rozak.
Perilaku seks menyimpang ini karena pengaruh gaya hidup yang bebas sehingga mereka terus mengajak dan mempengaruhi setiap orang yang dikenalnya. "Dari situ timbullah benih-benih penyakit HIV/AIDS," ucapnya.
Meski mendapat laporan, KPAD Kabupaten Bekasi tidak bisa bertindak karena belum ada undang-undang atau peraturan yang mengatur hal tersebut, padahal menurut dia tindakan mereka bisa dikategorikan pornografi.
Sejauh ini pihak RSUD Kabupaten Bekasi sudah memiliki klinik pelangi. Ruang medis untuk kalangan homoseksual ini bisa memberi motivasi dan penyembuhan.
"Karena LGBT ini kan penyakit, di klinik itu bisa diobati dengan cara terapi," ujarnya.
Istri Was-Was
Sejumlah ibu rumah tangga di Bekasi mulai was-was dengan pertumbuhan homoseksual dari kalangan pria beristri. Mereka menjadi khawatir kalau salah satu pelaku seks menyimpang itu adalah suaminya sendiri.
"Amit-amit, ya. Jangan sampai suami saya memiliki kelainan seksual itu. Kasihan keluarga dan anak-anak saya nanti," kata Anggih (29) warga Medan Satria, Kota Bekasi, Rabu (04/12).
Anggih belum bisa mengomentari apa-apa bila ternyata seorang homoseksual itu berada di tengah-tengah lingkungannya, namun dia selalu memberikan ruang komunikasi kepada suami soal urusan rumah tangga.
"Ya, paling banyak saya sering bicara kalau sudah di rumah, saling tukar pikiran, dan saling mengisi satu sama lain," katanya.
Wanita beranak dua itu menjelaskan di lingkungannya sendiri pernah ada orang yang diduga memiliki kelainan seks, namun dari unsur perempuan atau lesbi.
"Saya pernah melihat langsung kalau lesbi. Ya, gitu, kalau ditanya hanya sebatas teman, tapi kalau diperhatikan seperti orang pacaran," ucapnya.
Biasanya kalau lesbi satu orang perempuannya berpotongan seperti laki-laki. Rambutnya pendek mirip pria, termasuk gaya berpakaiannya.
"Tapi kalau lagi berduaan mereka bisa bergandengan tangan, pokoknya mirip kaya orang pacaran pria dan wanita deh," ungkapnya.
Anggih berharap pemerintah segera mengambil tindakan karena dia khawatir kalau kelainan seks itu bisa menyasar ke kalangan remaja.
"Ya, adakan apa gitu dari pemerintah, biar tidak menyebar penyakit homo dan lesbi," katanya.
Istri Wakil Wali Kota Bekasi, Wiwik Tri Adhianto mengimbau kaum istri untuk bisa lebih menjaga penampilan di dalam maupun di luar rumah. Tujuannya agar suami bisa lebih menghargai keberadaan istri sendiri.
"Terutama kami sebagai istri harus jaga penampilan di depan suami," katanya.