Alasan Jokowi Pilih Peringati Hari Antikorupsi di Sekolahan

| 09 Dec 2019 12:01
Alasan Jokowi Pilih Peringati Hari Antikorupsi di Sekolahan
Presiden Joko Widodo di SMK 57 (Dok. Setkab)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo menghadiri Pentas #Prestasi TanpaKorupsi dalam rangka Hari Antikorupsi Internasional di SMK Negeri 57, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (9/12/2019) pagi. 

Pada pentas tersebut Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama ikut memainkan peran. Menteri BUMN berperan sebagai tukang bakso, Mendikbud berperan sebagai siswa kelas I SMA, dan Menparekraf berperan sebagai siswa kelas XII atau kelas 3 SMA. 

Presiden mengungkapkan alasan mengapa ia lebih memilih hadir di SMK 57 dibanding ke Gedung KPK. Ia bilang, Wapres Ma'ruf Amin belum pernah mengunjungi KPK. 

"Ini kan Pak Ma'ruf belum pernah ke sana, ya bagi-bagilah. Masa setiap tahun saya terus, ini Pak Ma'ruf belum pernah ke sana. Silakan Pak Ma'ruf, saya di tempat lain," katanya.

Menurutnya, pesan penting yang bisa ditangkap dari pentas tersebut adalah yang namanya korupsi itu tidak boleh dilakukan sekecil apapun.

“Anak-anak harus tahu mengenai ini. Karena korupsilah yang banyak menghancurkan kehidupan kita, kehidupan negara kita, kehidupan rakyat kita,” ujar Presiden Jokowi. 

Oleh sebab itu, Kepala Negara mengingatkan, kita harus membiasakan sejak kecil untuk berpikir dan bersikap kritis bila ada indikasi tindakan koruptif.

“Saya kira Bapak-Ibu juga sama, harus memberitahukan hal-hal seperti itu kepada anak-anak kita,” katanya. 

Presiden Jokowi menegaskan, pembiasaan-pembiasan yang berkaitan dengan nilai-nilai integritas, yang berkaitan dengan nilai-nilai kejujuran sejak dini harus dimulai dan nanti akan menjadi sebuah budaya, baik budaya kerja, budaya kita dalam kehidupan sehari-hari.

“Karena dari situlah bibit-bibit korupsi itu muncul, dimulai dari yang kecil-kecil. Kalau enggak diperhatikan nanti akan membesar, membesar, membesar dan menjadi betul-betul sebuah korupsi besar betul,” tuturnya.

Rekomendasi