Pencinta ular, Andi Yudha, bilang sebagaimana kobra, ular hijau ekor merah juga kerap muncul saat musim hujan. Menurutnya, ular hijau ekor merah memang populasi terbanyaknya di Tanah Pasundan.
“Yang banyak di Jabar adalah ular hijau ekor merah," kata Andi, dalam acara Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat (Tepas) di Gasibu, Bandung, Jumat (27/12/2019).
Ia menjelaskan, sebagaimana namanya, ular hijau ekor merah memilki tubuh berwarna hijau dan ekornya berwarna merah. Bahkan matanya juga berwarna merah. Ular hijau sendiri ada beberapa jenis dan tidak semua ular hijau berbisa.
Ular berbisa yang hidup di Indonesia tidak hanya kobra. Sedikitnya ada 6 ular berbisa yang cukup terkenal, mulai dari king kobra, kobra, ular tanah, welang, weling dan hijau ekor merah.
Fenomena munculnya berbagai jenis ular, terutama ular kobra, di sejumlah permukiman, termasuk Jawa Barat, tentu membuat masyarakat cemas. Andi bilang, salah satu penyebab kehadiran fenomena tersebut adalah keterlambatan musim hujan. Sehingga, telur ular kobra yang mestinya rusak karena jamur, matang dan menetas dengan sempurna.
“Ada keterlambatan musim hujan. Yang harusnya bulan September mundur ke Desember. Jadi, telur-telur yang mestinya rusak karena berjamur, malah matang dan menetas,” terangnya.
Andi memaparkan sejumlah tips manakala menghadapi ular di permukiman. Pertama adalah tenang dan jangan panik. Setelah itu, kata dia, kita harus memerhatikan bentuk ular, dan melihat ke mana ular bergerak.
“Kalau dia bergerak kita titip orang yang berada di situ, kita cari informasi keberadaannya, dan kalau perlu ditunjukan larinya ke mana agar ketahuan orientasinya ke mana. Saat mengontak rescue damkar bisa diketahui tempatnya,” katanya.
Jika bertemu ular berbisa, entah itu kobra dan ular hijau ekor merah, ia mengingatkan agar bisa menjaga jarak sambil membuat ular berpindah lokasi. Saat itu pula diteliti karakteristik ularnya. Andi mencontohkan ular kobra yang kerap menyemprotkan bisanya.
“Ketika kita tahu itu ular kobra, pakai kacamata dan jaga jarak sampai 2 meter. Mulainya dari dorong-dorong dan dijauhkan dari lubang-lubang, dan pilih tempat terbuka. Kalau punya karung dan sarung, tutup. Nanti kelihatan kepalanya dan tekan. Masukin ke ember dan tutup,” ucapnya.
Terakhir, apabila kita tergigit ular berbisa, kata Andi, sebisa mungkin tetap tenang. Tujuannya supaya racun ular tidak mengalir cepat ke jantung sekaligus menghambat kerusakan saraf.
“Jika tergigit, sekali lagi, tetap tenang. Karena yang terpenting jangan ada gerakan-gerakan yang membuat aliran darah itu makin cepat ke jantung. Kemudian, merebahkan tubuh sambil menunggu bantuan datang. Dengan cara tenang, aliran darah tidak cepat mengalir dan menghambat kerusakan kepada jantung,” katanya.