“Hujan mengguyur wilayah Sumedang mengakibatkan tebing sungai Cipicung longsor dan menimpa 4 orang warga yang sedang mencari air, 2 orang ditemukan selamat dilarikan ke RSUD, 2 orang meninggal dunia berhasil di evakuasi masyarakat setempat,” terang Manajer Pusdalops PB BPBD Jawa Barat, Budi Budiman, Senin (27/1).
Identitas korban meninggal dunia adalah Elan Alias Kumis, 65 tahun, sehari-hari bekerja sebagai peternak. Elan berlamat di Cilipung RT 02/15 Kelurahan Pasanggrahan Baru Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Korban kedua ialah Apong, 45 tahun, warga RT 04/15.
Sementara korban luka, Uum, 50 tahun, warga RT 04/15, dan Dani, warga RT 03/15. “Kondisi terkini, korban selamat masih dalam perwatan di RSUD Sumedang-Bandung,” kata Budi.
Untuk menangani lokasi longsor, BPBD Jabar sudah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sumedang dan KANSAR Bandung.
Waspada Longsor
Di tempat terpisah, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi memprediksi Jawa Barat masuk sebagai daerah yang memiliki kerentanan tinggi terjadinya gerakan tanah. “Utamanya saat musim penghujan, wilayah di pegunungan, perbukitan, jalur jalan dan seputaran bantaran sungai,” kata Kepala PVMBG, Kasbani.
PVMBG mencatat, gerakan tanah terakhir terjadi di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Penyebab gerakan tanah adalah kemiringan lereng yang terjal mengakibatkan tanah mudah bergerak, terjadi pelapukan yang gembur dan mudah menyerap air, kondisi geologi daerah tersebut rawan longsor, penataan air permukaan yang kurang baik, curah hujan yang tinggi sebelum dan pada saat terjadinya terjadinya gerakan tanah.
“Dampak, akses jalan terhambat di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat; jembatan ambruk di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat,” terangnya.