Bukannya tanpa alasan pria yang berprofesi sebagai pembuat film (filmmaker) ini mengendarai mobil sedannya saat semua orang dilarang berativitas di luar rumah. Ia dengan sukarela mengantar dan menjemput para tenaga medis seperti dokter dan perawat yang sedang berjuang merawat pasien COVID-19 ke medan juang mereka yakni rumah sakit.
Jasa transportasi memang penting saat semua moda transportasi tak beroperasi karena Wuhan dikarantina. Pria berusia 38 tahun itu berinisiatif menjadikan mobil sedannya sebagai moda transportasi untuk antar jemput tenaga medis serta kurir obat-obatan.
"Wuhan adalah kota kelahiran saya, saya harus berbuat sesuatu di sini," ujarnya dalam video, seperti dikutip dari SCMP, Selasa (7/4/2020).
Sejak hari pertama Wuhan dikarantina yakni pada 23 Januari, ia telah membuat vlog tentang aktivitasnya selama menjadi sebagai sopir dan kurir. Dalam vlog-nya ia mengungkapkan alasan menjadi sukarelawan.
"Pekerja medis sangat penting dan kami perlu menjaga kemampuan mereka untuk bekerja. Jika mereka dapat bekerja secara normal. Maka mereka juga akan mampu melindungi pasien," katanya.
Ia mendapatkan 'order' dari grup media sosial para relawan. Ternyata tak hanya Lin yang punya inisiatif serupa. Mereka akhirnya membuat grup medsos dan berbagi info soal tenaga medis dan obat yag harus diantar.
Selain itu, Lin yang sudah enam tahun membuat film dokumenter soal pariwisata dan musik ini mendokumentasikan perjalanannya dalam akun Weibo yang sudah mempunyai lima juta pengikut.
Selain mengantar dokter dan tenaga medis, ia juga kerap dimintai tolong untuk mengantarkan obat Kaltera (obat HIV Aids) yang dipesan warga dari apotek. Obat Kaltera digunakan pemerintah China untuk menyembuhkan pasien COVID-19.
Pengalaman yang berbeda ini menjadi pengalaman berharga bagi hidupnya. Dia terlibat secara emosional dengan para pasien yang berjuang melawan COVID-19 dan juga para tenaga medis.
"Situasi ini sudah berlangsung terlalu lama. Namun, bulan Maret adalah titik balik. Kami akhirnya melihat situasi membaik dan melihat cahaya kemenangan," ucap Lin seperti dikutip dari SCMP, Selasa (7/4/2020).
Sebelumnya, ada Cai Kaihai, seorang filmmaker yang juga membuat video kesehariannya dalam menghadapi virus korona di Wuhan. Cai harus berjuang merawat istrinya yang positif COVID-19. Istrinya, Li Ting berprofesi sebagai perawat ruang Unit Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit tertular virus korona dari pasiennya. Cai mendokumentasikan kegiatan sehari-hari saat istrinya menjalani karantina mandiri di rumah.
"Dia memberi tahu saya sekitar pukul 08:40 atau 08:50. Dia bilang 'Saya dapatkan ini' (menunjukkan hasil tes). Saya bertanya apa maksudnya dan ternyata itu adalah virusnya. Dokter menyarankan kami untuk karantina sendiri," kata Cai.
Saat itu mereka sangat terpukul, tapi Cai berusaha menenangkan istrinya dan menjadi perawat untuk pasangan yang telah dinikahinya bertahun-tahun itu. Di dalam rumah Cai harus menggunakan APD dan membersihkan rumah dengan disinfektan sesering meungkin. Dia juga menyiapkan makanan untuk istrinya yang sakit dan memberikannya obat.
Suatu hari, istrinya menangis dan karena suhu tubuhnya terus naik. Cai panik, dan mencoba menenangkannya tapi diusir. Cai tetap bertahan dan merawat istrinya.

Cai Kaihai dan Li Ting (BBC)
Pada akhirnya Li Ting bisa tersenyum kembali saat kondisinya telah membaik. Di mana Li Ting sudah mendapat perawatan di rumah sakit hingga akhirnya sembuh.
"Dia membaik setiap harinya. Sebagai pasangan dalam situasi saat ini Anda akan menyadari betapa pentingnya satu sama lain," ucap Cai.