Amerika Terancam Kekurangan Stok Daging Babi

| 14 Apr 2020 19:12
Amerika Terancam Kekurangan Stok Daging Babi
Smithfield Foods (NYPost)
Jakarta, era.id - 240 karyawan di rumah potong hewan dan pabrik makanan olahan babi Smithfield Foods dinyatakan positif COVID-19. Salah satu pabrik makanan olahan terbesar di Amerika Serikat itu langsung menutup pabriknya.

Pabrik olahan daging yang terletak di Sioux Falls, Dakota Selatan menjadi kluster baru penyebaran korona dan menyumbang jumlah kasus korona di wilayah tersebut.

Dalam setahun, Smithfield Foods memotong 15 juta ekor babi, serta memasok 15% daging babi di Amerika Serikat. Pabrik ini mempekerjakan 3.700 orang untuk memenuhi kebutuhan 130 juta porsi makanan mengandung daging babi dalam sepekan.

Kepala Eksekutif Smithfield Foods Kenneth Sullivan memperingatkan dampak buruk terhadap pasokan daging karena pabriknya tutup.

"Tidak mungkin menyimpan stok toko bahan makanan kami jika pabrik kami tidak beroperasi," kata Sullivan seperti dikutip The Guardian, Selasa (14/4/2020).

Selain Smithfield Foods, beberapa rumah potong hewan seperti Tysons Food Inc, di Arkansas juga tutup karena alasan serupa. Ada sedikitnya 24 karyawan yang terinfeksi virus SARS-CoV-2. JBS USA, rumah potong hewan di Pennsylvania juga tutup selama dua minggu setelah beberapa manajernya mengalami gejala flu dan masuk ODP COVID-19.

Lalu bagaimana stok makanan di tengah pandemi COVID-19 ini? Padahal pemerintah di seluruh dunia sudah mengizinkan bisnis di sektor makanan tetap beroperasi.

Pemerintah Amerika meminta warga tak perlu khawatir dengan stok pangan. Stok ayam, daging sapi, dan kedelai sudah tersedia dalam jumlah yang cukup. Selain itu, stok pangan yang biasanya ditujukan ke restoran juga akan dialihkan ke supermarket.

 

Rekomendasi