Makin Banyak Lab BSL3 di Indonesia

| 17 Apr 2020 14:31
Makin Banyak Lab BSL3 di Indonesia
Lab Unpad (Dok. Unpad)
Bandung, era.id - Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran (Unpad) telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi (Biosavety) Level 3 (BSL3). Dengan sertifikat ini, laboratorium Unpad siap melayani pemeriksaan sampel virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.

Perlu diketahui, BSL3 adalah status untuk laboratorium yang memiliki tingkat keamanan tinggi level 3 dari 4 level sesuai standar Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat. Penelitian terhadap virus TB MDR penyebab penyakit TBC, HIV, termasuk korona harus menggunakan lab dengan standar BSL3.

Ketua Satgas COVID-19 Unpad, Dr. med. Setiawan, dr., bilang beroperasinya Lab BSL3 Unpad akan menambah kapasitas pemeriksaan yang selama ini telah berjalan di RSP Unpad bekerja sama dengan Labkesda Jabar dan ITB.

“Dengan dukungan lab BSL3 Unpad, ditargetkan sekitar 30.000 sampel dapat diperiksa dengan kecepatan pemeriksaan sekitar 1000 sampel per hari. Lab BSL3 Unpad ini akan segera ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai lab pemeriksaan COVID-19," terang Setiawan yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (17/4).

Kepala Laboratorium Sentral Unpad, Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si., menambahkan Lab BSL3 Unpad dalam waktu dekat sudah siap mendukung layanan pemeriksaan virus korona. Saat ini, laboratorium yang rampung dibangun tahun 2019 dengan pendanaan dari Islamic Development Bank (IDB) ini sedang menyempurnakan persiapan teknis pemeriksaan lab untuk sampel Covid-19 yang menggunakan Real time Polymerase Chain Reaction (PCR).

Sementara Rektor Unpad, Prof. Rina Indiastuti bilang Unpad selalu mendukung pemutusan rantai penularan COVID-19 di antaranya dengan melaksanakan kebijakan bekerja dan belajar di rumah. Selain itu, Unpad juga berkomitmen untuk berkontribusi pada usaha-usaha mempercepat proses berakhirnya pandemi COVID-19 di Indonesia.

“Lab BSL3 di Unpad ini menjadi salah satu upaya untuk itu, yang dalam pelaksanaannya akan memperkuat kerjasama lintas fakultas di Unpad, pemerintah daerah provinsi Jawa Barat, dan juga dengan kementerian-kementerian terkait,” paparnya.

Sementara itu, Jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 yang dirawat di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menjadi 78 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 19 orang terkonfirmasi positif. Sedangkan pasien yang terkonfirmasi negatif sebanyak 59 orang, menurut Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS drg M Kamaruzzaman M Sc, Kamis (16/4).

Kamaruzzaman bilang, PDP yang masih dirawat di RSHS berjumlah 49 orang. Dari 49 orang ini ada 4 pasien baru. Dan dari 49 PDP tersebut 18 orang di antaranya terkonfirmasi positif. Sementara PDP yang terkonfirmasi negatif berjumlah 5 orang.

Sedangkan PDP yang belum terkonfirmasi berjumlah 26 orang. “Mereka masih menunggu hasil swab (laboratorium),” ujarnya.

Selain itu, RSHS juga melaporkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang bertambah 2 orang. Total ODP yang dirawat berjumlah 367 orang.

“Untuk PDP yang meninggal dunia sejak Senin sampai hari ini tidak terjadi pinambahan sehingga total PDP yang meninggal dunia RSHS berjumlah 35 orang,” katanya.

Dari 35 orang meninggal tersebut yang terkonfirmasi positif berjumlah 18 orang, belum terkonfirmasi berjumlah 15 orang, sedangkan yang terkonfirmasi negatif berjumlah 2 orang.

“Jumalah keseluruhan kasus PDP yang dirawat hingga hari ini di RSHS berjumlah 169 orang. Dari 169 yang terkonfirmasi positif berjumlah 62 orang,” bebernya.

RSHS tak henti mengimbau masyarakat seiring meningkatnya khasus positif Covid-19 baik nasional atau pun tingkat provinsi Jawa Barat. Ia meminta masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk selalu jaga jarak dan selalu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan pakai sabun.

 

Rekomendasi