Survei SMRC: Ekonomi Warga Makin Memburuk Akibat Korona

| 17 Apr 2020 15:32
Survei SMRC: Ekonomi Warga Makin Memburuk Akibat Korona
Ilustrasi (Anto/era.id)
Jakarta, era.id - Sebulan terakhir sejak pandemi COVID-19 di Indonesia, kondisi ekonomi sebagian besar warga memburuk. Pendapatan warga umumnya mengalami penurunan.Terutama pada warga menengah ke bawah yang bekerja di sektor informal, pekerja kerah biru, dan mengandalkan penghasilan harian.

Temuan survei nasional Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) tentang Sikap Atas Kebijakan dan Kondisi Ekonomi Warga yang dirilis secara online pada Jumat (17/4/2020) mengungkapkan mayoritas responden mengaku kondisi ekonominya semakin memburuk sejak pandemi COVID-19

“Survei ini juga menunjukkan 67 persen rakyat Indonesia menyatakan kondisi ekonominya semakin memburuk sejak pandemi COVID-19. Yang menyatakan tidak ada perubahan 24 persen dan yang menyatakan lebih baik hanya 5 persen,” kata Saiful Mujani dalam keterangan tertulis Jumat (17/4/2020).

Selain itu, Ada 25 persen responden yang mengaku sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok tanpa meminjam atau berhutang. Jumlah ini sangat besar karena sampel tersebut mewakili sekitar 50 juta warga dewasa secara nasional.

Mayoritas responden menganggap COVID-19 mengancam nyawa manusia, tapi ada perbedaan kekhawatiran antar daerah. Terdapat dua provinsi yang persentase warganya yang menganggap COVID-19 mengancam nyawa sangat tinggi: Sulawesi Selatan (99 persen) dan DKI Jakarta (98 persen). Sementara di Jawa Barat, hanya 77 persen warga yang menganggap COVID-19 mengancam nyawa.

Sekitar 52 persen respoden menganggap pemerintah cepat menangani wabah korona, sementara 41 persen lainnya menganggap lambat.

Melihat hasil survei, SMRC menilai kelompok responden dengan pendapatan rendah, khususnya pekerja harian akan cenderung melanggar pemberlakuan PSBB dan imbauan pemerintah terkait physical distancing karena terdesak kebutuhan ekonomi.

“Ini akan banyak dilanggar warga yang rentan secara ekonomi. Karena itu mensubsidi mereka menjadi mendesak agar penyebaran virus bisa ditekan,” pungkasnya.

Survei dilakukan pada 9-12 April 2020 terhadap 1.200 responden yang diwawancarai melalui telepon yang dipilih secara acak, dengan margin of error 2,9 persen.

Rekomendasi