3,6 Juta Orang Dikhawatirkan Mudik ke Jawa Barat

| 21 Apr 2020 11:57
3,6 Juta Orang Dikhawatirkan Mudik ke Jawa Barat
Ilustrasi (Iman Herdiana/era.id)
Bandung, era.id – Ramadan dan lebaran tahun ini diperkirakan akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab di bulan suci umat Islam kali ini berlangsung di tengah pencegahan meluasnya pandemi COVID-19.

Selama Ramadan, protokol pencegahan COVID-19 tetap berlaku, seperti menghindari pertemuan yang dihadiri banyak orang, termasuk ibadah salat terawih, buka puasa bersama, maupun ngabuburit alias menunggu waktu berbuka yang biasanya dilakukan masyarakat banyak.

Begitu juga dengan mudik ke kampung halaman, pemerintah mengimbau sebaiknya tradisi migrasi warga dari kota ke desa ini dihindari untuk mencegah semakin meluasnya virus ke pelosok negeri. Tradisi mudik ini juga menjadi kekhawatiran Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang kemudian mengeluarkan maklumat larangan mudik dan piknik lebaran.

Jawa Barat merupakan salah satu daerah dengan tingkat persebaran COVID-19-nya tinggi di Indonesia, setelah DKI Jakarta. Jabar juga menjadi tujuan sekaligus perlintasan para pemudik dari Jakarta (barat) ke timur pulau Jawa.

Maka menghadapi momen mudik tahun ini, Pemerintah Provinsi kembali menekankan pentingnya tidak mudik dalam meredam persebaran virus SARS CoV 2 sebagai penyakit penyebab COVID-19. Perlu diketahui, angka pemudik di Jabar tahun lalu mencapai 3,6 juta jiwa. Angka ini jika berhasil ditekan, Pemprov Jabar yakin persebaran virus akan bisa tertahan.

"Angka tahun lalu 3,6 juta orang masuk Jabar dalam rangka mudik. Mudah-mudahan dengan adanya imbauan jangan mudik dan jangan piknik akan mengurangi pergerakan manusia untuk bisa memutus rantai penyebaran COVID-19 ini," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar), Daud Achmad, dalam jumpa pers Senin (21/4).

Saat ini pun jumlah kasus COVID-19 di Jabar terus meningkat. Jumlah tersebut menunjukkan pentingnya masyarakat melakukan disiplin protokol pencegahan COVID-19. Masyarakat diminta mematuhi imbauan pemerintah untuk memutus mata rantai COVID-19.

"Tetap disiplin social distancing dan physical distancing, selalu cuci tangan sebelum sentuh muka, jauhi kerumunan, memakai masker supaya melindungi orang lain dan orang lain juga tidak menularkan ke kita. Jadi pemutus rantai penyebaran COVID-19 adalah selalu mematuhi atau kita disiplin terhadap hal yang sudah disampaikan pemerintah, selalu menerapkan protokol kesehatan di tempat umum atau kerja,” papar Daud.

Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) Selasa (21/4/2020) pagi, jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 747 orang, sembuh sebanyak 56 orang, meninggal 62 orang.

Jumlah ODP (Orang Dalam Pemantauan) sebanyak 35.429, yang masih dipantau 10.735 dan selesai dipantau 24.694. Kemudian, total PDP (Pasien Dalam Pengawasan) sebanyak 3.587, yang masih dalam proses pengawasan 2.031, dan yang selesai pengawasan 1.556.

Jumlah pasien COVID-19 di Jawa Barat masih akan terus meningkat seiring terus digelarnya tes massal. 

Tags : mudik
Rekomendasi