Geliat Produksi Alkes Buatan Dalam Negeri

| 25 Apr 2020 08:24
Geliat Produksi Alkes Buatan Dalam Negeri
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau prototipe ventilator buatan PT DI dan PT Pindad (Dok. Humas Jabar)
Bandung, era.id – Tiga BUMN siap memproduksi ventilator dan test kit COVID-19 secara massal. Ketiganya adalah PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad, dan perusahaan farmasi Biofarma.

Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Jawa Barat Daud Ahmad bilang, PT Pindad yang memproduksi alutsista, menyatakan kesiapannya memproduksi ventilator hasil inovasi ITB dan Unpad, Vent-1.

Ventilator merupakan alat bantu pernapasan untuk pasien COVID-19 yang mengalami gangguan pernapasan. Saat ini, PT Pindad masih menunggu izin produksi dari Kementerian Kesehatan.

Jika izin sudah keluar, PT Pindad bisa memproduksi 40 ventilator per hari dan bisa meningkat hingga 1.000 unit per hari jika menggunakan bahan baku lokal.

BUMN berikutnya, Biofarma siap memproduksi hingga 100.000 alat tes PCR pesanan pemerintah pusat. "Kita tentu berharap dari 100.000 yang disebar ini mudah-mudahan akan banyak turun ke Jawa Barat," kata Daud, dalam telekonferensi pers, Jumat (24/4).

Selanjutnya PT DI yang siap memproduksi ventilator khusus bagi pasien COVID-19 yang mengalami sesak napas ringan. PT DI bahkan bisa memproduksi sampai 5.000 unit ventilator per minggu. Saat ini perusahaan pembuat pesawat terbang tersebut sedang menunggu izin produksi.

"Ventilator yang akan diproduksi PT DI itu alat bantu napas, bukan untuk gagal napas, tapi untuk yang masih bisa napas tapi sesak," terang Daud.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau prototipe ventilator buatan PT DI dan PT Pindad (Dok. Humas Jabar)

Menurut Daud, untuk memastikan kesiapan produksi alkes, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah mengunjungi tiga BUMN tersebut. Kesiapan BUMN diharapkan dapat mengatasi masalah kelangkaan alat-alat kesehatan yang di musim pandemi ini sangat diminati di seluruh dunia.

Kebutuhan alkes juga sangat dirasakan oleh rumah sakit di daerah. Mereka banyak yang mengeluhkan kekurangan alkes berupa ventilator maupun sarana lainnya. Menurut Daud, selama ini pihaknya mengalami kesulitan untuk pengadaan alkes.

"Memang alat-alat bantu kesehatan ini berebut di seluruh dunia. Kita mengadakan PCR, lama dipesannya padahal uangnya sudah ada. Tapi yang sulit adalah mencari barangnya," katanya.

Maka dengan adanya inovasi dari akademisi, pakar, dan para ahli yang kemudian bekerja sama dengan BUMN, diharapkan masalah kelangkaan alkes bisa teratasi. Apalagi, pemerintah kini sedang menggalakkan produksi alkes dalam negeri dan sedang memerangi mafia impor alkes.

Tags : bumn
Rekomendasi