Tim Editor
"Empat adalah nomor genap, saya tidak akan memberikan janji tetapi bukti. Di Lampung Tengah saya telah membangun jalan terpanjang, mengentaskan pengangguran di kalangan pemuda lewat program KECe. Untuk para petani, saya pastikan saya tidak memberi janji tapi sudah saya buktikan," kata Mustafa, Selasa (13/2).
Mendapatkan nomor urut 4, Mustafa mengaku bersyukur. Menurutnya, nomor 4 adalah simbol unsur bumi yakni air, udara, api, dan tanah. Dalam hal ini Mustafa-Aja berharap bisa jadi pasangan yang memenuhi unsur kebutuhan masyarakat.
Tapi semua janji manis Mustafa sepertinya bakal sulit dia tepati. Pada Kamis (14/2/2018), Mustafa dibawa penyidik ke Gedung KPK karena diduga terkait kasus dugaan suap kepada DPRD Kabupaten Lampung Tengah untuk pinjaman daerah pada APBD tahun 2018.
Mustofa tiba di Gedung KPK sekitar pukul 23.20 WIB. Namun kedatangannya luput dari pantauan media lantaran dia masuk lewat pintu belakang, bukan melalui pintu utama.
"Sekitar pukul 23.20 WIB tadi tim sudah membawa Bupati Lampung Tengah ke KPK untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan," ungkap Juru Bicara KPK Febri Diansyah kepada awak media, Jumat (16/2/2018) dini hari.
Kasus ini adalah rangkaian pengembangan KPK setelah menangkap 19 orang di Jakarta, Bandar Lampung, dan Lampung Tengah beberapa waktu lalu. Penangkapan ini dilakukan untuk mendalami kasus dugaan suap kepada DPRD Kabupaten Lampung Tengah terkait pinjaman daerah pada APBD tahun 2018.
Dari 19 orang yang ditangkap, KPK menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Ketiganya terdiri dari, pihak pemberi suap Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Lampung Tengah, Taufik Rahman; kemudian penerima suap Wakil Ketua DPRD Kabupten Lampung Tengah J Natalis Sinaga dan Anggota DPRD Lampung Tengah Rusliyanto.
Pasangan Mustafa-Aja (Sumber: ruangmustafa.com)
