Mengukur Kekuatan Poros Baru di Pilpres 2019

| 04 Mar 2018 06:30
Mengukur Kekuatan Poros Baru di Pilpres 2019
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Tokoh-tokoh seperti Muhaimin Iskandar, Agus Yudhoyono hingga Zulkifli Hasan masuk bursa cawapres. Namun jika nama-nama itu tidak dipilih Jokowi maupun Prabowo, bukan tak mungkin mereka justru akan membangun poros baru.

Saat ini, PKB, PAN hingga Partai Demokrat memang masih adem ayem menentukan sikap siapa capres pilihan mereka. Dihitung perolehan suara tahun 2014, gabungan komposisi ini sebenarnya sudah bisa mengajukan nama pasangan capres dan cawapres. Tapi ada catatan yang harus dipenuhi tentunya.

"Sampai sekarang, cuma ada dua poros Jokowi sama Prabowo. Seandainya ada poros baru PKB, Demokrat, PAN ini, persoalannya harus mencalonkan sosok terbaik dari Jokowi sama Prabowo. Kenapa harus lebih baik? Pertama, karena secara popularitas dan elektabilitas harus saingi Jokowi dan Prabowo," ujar pengamat politik dari Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin saat dihubungi era.id, di Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

Ujang menilai tiga tokoh yang tadi disebutkan di atas, bisa jadi kekuatan baru juga. Tapi jika disuruh memilih, pasangan yang kuat untuk mewakili poros ini adalah Agus Yudhoyono dan Cak Imin.

"Lebih kuat AHY bersama Cak Imin, karena basis Cak Imin ini NU, karena PKB adalah basisnya kekuatan santri," lanjut dia.

Agus Yudhoyono sebenarnya bisa juga berpasangan dengan Zulkifli Hasan. Namun dia menduga akan ada ganjalan. Posisi Zulkifli sebagai politisi senior bisa jadi tidak mau jika harus dipasangkan dengan Agus yang masih terbilang belia dalam politik.

"Persoalannya apakah Zulkifli mau?" sambungnya.

PKB masih ngarep Jokowi

Bendahara Umum PKB Bambang Susanto mengatakan, partainya masih menginginkan Cak Imin bisa dampingi Jokowi di Pilpres 2019. Menurut dia, wajar jika dalam prosesnya masih melirik calon lain karena belum diputus dalam deklarasi resmi.

"Bukan soal setuju atau tidak setuju, prosesnya kan masih berjalan dibilang saling lirik kanan, lirik kiri saja, tetapi kan posisi target kita kan masih ingin menjadikan Cak Imin menjadi cawapres Jokowi," beber Bambang. Namun, dia mengakui politik sangat cair. Tak tertutup kemungkinan poros baru itu benar-benar bisa terwujud.

"Nah kalau misalnya ada beberapa kemungkinan, ya tentu kita akan lihat nanti. Dengan siapa pun kalau dengan partainya pasti komunikasi dan berteman baik. Di politik itu kan segala kemungkinan bisa terjadi, ibarat menjalin perkawinan sebelum ada janur melekung, kepada siapa pun boleh melirik," tutup Bambang.

Tags : pilpres 2019
Rekomendasi