"Sehingga itulah pendapat-pendapat yang tentunya harus kita koordinasikan, dan kita harus bekerja keras untuk koordinasikan pendapat-pendapat masyarakat yang inginkan poros-poros (baru)," tuturnya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Agus menilai, dengan munculnya poros baru akan banyak pilihan bagi masyarakat dalam memilih presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019.
"Masyarakat banyak pilihan dan juga nuansa demokratis, lebih menjadi demokratis kalau calonnya barang kali bisa tiga pasang dan lain sebagainya," ujar dia.
Menghadapi pertarungan elektoral Pemilihan Presiden 2019, menurut Agus, harus ada koalisi permanen untuk mencapai 20 persen kursi DPR, tidak ada partai politik saat ini yang dapat mencalonkan capres dan cawapres tanpa berkoalisi.
Lima partai yang diketahui belum memutuskan arah koalisi adalah Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PKB, dan PAN.
Gerindra sendiri cenderung mesra dengan PKS untuk Pilpres 2019. Sedangkan ketiga partai yang tersisa dapat mengajukan capres dan cawapres sendiri dengan berkoalisi.
Partai Demokrat yang saat ini tengah dilirik oleh PKB dan PAN mengaku siap membuat poros baru jika ada yang ingin bergabung.
"Tentunya memenuhi harapan-harapan kaula muda yang tersebar di seluruh Indonesia yang mengharapkan AHY menjadi next leader," pungkas dia.