Dewan Pakar Golkar Niat Temui Novanto Sebelum Dijemput KPK

| 16 Nov 2017 01:47
Dewan Pakar Golkar Niat Temui Novanto Sebelum Dijemput KPK
TIm Penyidik KPK menyambangi kediaman Setya Novanto, Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu tengah malam (15/11/2017). (Jafriyal/era.id)
Jakarta, era.id - Anggota Dewan Pakar Golkar, Mahyudin mengaku sejak sore hari berada di kediaman Setya Novanto, Jalan Wijaya XIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dia mengaku ingin bertemu Novanto untuk membicarakan sesuatu.

"Saya mau ketemu untuk membahas pilkada dari sore, itu saja," kata Mahyudin saat ditemui era.id di kediaman Novanto, Kamis dini hari (16/11/2017).

Secara tegas, Mahyudin mengatakan, niat pertemuannya dengan Novanto bukan terkait kasus dugaan korupsi e-KTP ataupun penetapan Novanto sebagai tersangka. Ia mengaku hanya ingin berbicara santai saja.

"Hanya bicara-bicara santai saja. Tak ada pembicaraan soal kasus karena saya tak tahu apa-apa soal perkara itu," tutur Mahyudin.

Mulai pukul 22.00 WIB, Rabu (15/11/2017) tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi kediaman Novanto. Hingga tengah malam, sosok Ketua umum Partai Golkar itu belum juga bisa ditemui.

Mahyudin membenarkan, sejak sore hari di dalam rumah hanya ada isteri Novanto, pengacaranya dan seorang asisten rumah tangga. Mahyudin sendiri, saat itu menunggu di belakang rumah. Dirinya mengaku sempat menghubungi nomor pribadi Novanto.

"Dihubungi nggak nyambung. Ada pengacara yang mendampingi di ruang tamu. Itu saja yang saya perhatikan. Karena saya di belakang," ujar Mahyudin.

Terpisah, Juru Bicara KPK, Febri Diansyah memastikan, upaya penjemputan itu terkait sikap Novanto yang tidak mengindahkan panggilan pemeriksaan KPK pagi tadi.

"KPK mendatangi rumah SN karena sejumlah panggilan sudah dilakukan sebelumnya namun yang bersangkutan tidak menghadiri," terang Febri di Gedung KPK, Kningan, Jakarta, Kamis dini hari (16/11/2017).

Berdasarkan perintah pimpinan KPK, Febri meminta Novanto menyerahkan diri untuk diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan megakorupsi e-KTP. 

"Secara persuasif kami himbau SN dapat menyerahkan diri," tutupnya.

Saat tim penyidik KPK mendatangi rumah Novanto, sejumlah kader Golkar turut hadir, namun tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah. Termasuk Idrus Marham, tidak menyempatkan diri dan mencoba masuk ke dalam rumah, tapi langsung menuju rumah makan yang berada dekat dengan lokasi.

Tags :
Rekomendasi