Tim Editor
Saat masih muda, Agnelli mengenyam pendidikan yang cukup istimewa. Ia mendapat gelar sarjana hukum dan bertempur di Perang Dunia II. Ia juga dikenal sebagai playboy yang mengencani sejumlah aktris Hollywood dan menghabiskan waktunya di atas kapal pesiar dan mobil cepat.
Memasuki 1966, Agnelli --yang saat itu berusia pertengahan 40an-- menjadi kepala perusahaan Fiat. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan ini berkembang menjadi salah satu pembuat mobil terkemuka di Eropa dan berkembang secara internasional.
Fiat juga memiliki sebagian saham Ferrari, Alfa Romeo, Lancia dan Maserati serta menguasai lebih dari 25 persen perusahaan di bursa saham Milan. Mereka memiliki cabang dalam industri lain, termasuk konstruksi, keuangan dan telekomunikasi yang menjadi perusahaan-perusahaan sektor swasta terbesar Italia.
Tindak-tanduk Agnelli juga cukup berani. Sebagai kepala perusahaan Fiat, Agnelli mengupayakan beberapa strategi yang tidak 'lazim' termasuk meminta bantuan keuangan kepada otoriter Libya Muammar el-Qaddafi selama krisis minyak tahun 1970an. Dan setelah akhir Perang Dingin ia tercatat sebagai pembuat mobil Barat pertama yang melakukan langkah agresif dengan membuka pabrik di Polandia dan Rusia.
Pria berjuluk L'Avvocato (Pengacara) ini mengumpulkan kekayaan miliaran dolar, bersahabat dekat dengan para pemimpin dunia, dan penggemar fanatik sepak bola sekaligus pemilik tim Italia Juventus.
Agnelli mengundurkan diri sebagai kepala Fiat pada 1996 saat berusia 81 tahun, akibat kanker prostat yang dideritanya. Namun, ia tetap menjadi kepala kehormatan Fiat sampai ajal menjemputnya pada 25 Januari 2003.
