Kepastian itu diungkapkan langsung oleh Budi Harto, Direktur PT Adhi Karya, kontraktor yang menggarap proyek LRT di Jakarta. Hal itu diungkapkan Budi kepada Wakil Presiden (Wapres), Jusuf Kalla yang kemudian disampaikan kepada wartawan.
"(LRT) Tidak bisa di Asian Games itu, tersisa empat bulan. Venue-nya kan banyak, ada di Senayan, Kemayoran, Sunter. Ada enam tempat di Jakarta ini. Ini tidak mungkin (menunggu LRT selesai)," kata Kalla dikutip dari Antara, Rabu (11/4/2018).
Kalla memastikan, lewat perhitungan yang dilakukan Adhi Karya, proyek ini tidak akan selesai pada temponya. Seharusnya, LRT ini dibuat untuk mengangkut dan lalu lintas para kontingen peserta Asian Games.
Pembangunan infrastruktur LRT. (Leo/era.id)
Solusinya, Kalla menyarankan agar dibuat jalur khusus untuk kontingen dan pemangku kepentingan selama Asian Games diselenggarakan pada Agustus hingga September 2018.
"Oleh karena itu harus diberikan line-nya. Keputusannya sudah ada, ya itu di sekitar jalan yang dilalui (kontingen) itu, line-nya harus bebas. Mungkin bisa dibuat satu line khusus untuk Asian Games," tutur Kalla.
Pembangunan infrastruktur LRT. (Leo/era.id)
Kalla menambahkan, kendala yang dihadapi dalam pembangunan LRT harus dikoordinasikan dengan berbagai unsur, mulai dari Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta, hingga sejumlah BUMN.
LRT ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp29,9 triliun. Proyek ini dikerjakan oleh PT Kereta Api Indonesia dan PT Adhi Karya Tbk. KAI menanggung biaya Rp 25,7 triliun, sedangkan Adhi Karya Rp4,2 triliun.
Pembangunan infrastruktur LRT. (Leo/era.id)
Sebagian biaya itu digelontorkan pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN). Skemanya, PT Adhi Karya mendapatkan PMN di tahun 2015 sebesar Rp 1,4 triliun.
Kemudian right issue plus harus investasi di dalam pembangunan dengan balanced sheet mencapai Rp 4,2 triliun. Sementara, KAI dapat PMN Rp 7,6 triliun dan akan meminjam Rp 18,1 triliun. Skema ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017.