CIA Akan Dipimpin Seorang Perempuan

| 28 Apr 2018 18:08
CIA Akan Dipimpin Seorang Perempuan
Senator asal Florida Marco Rubio berfoto dengan Gina Haspel. (Foto: Twitter @SenRubioPress)
Washington, era.id - Calon Direktur CIA Gina Haspel akan meyakinkan para senator bahwa dia tidak akan menggunakan kembali program penahanan dan interogasi. Itu akan dikatakan Haspel, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Direktur CIA, saat uji kelayakan pada 9 Mei nanti.

Namun, pencalonan Haspel ditentang banyak pihak karena dianggap punya peran dalam sebuah program, di mana CIA menahan dan menginterogasi orang-orang yang diduga anggota kelompok bersenjata Al Qaeda dalam fasilitas penjara-penjara rahasia di berbagai negara, dengan menggunakan teknik penyiksaan.

Seorang pejabat pemerintah membenarkan bahwa Haspel telah menyatakan komitmen kepada para senator secara pribadi bahwa dia tidak akan membiarkan CIA mengaktifkan kembali program penahanan dan interogasi itu.

Dia juga menyatakan, semua badan pemerintahan Amerika Serikat yang terlibat dalam proses interogasi harus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Angkatan Bersenjata Amerika Serikat itu.

Mantan pejabat senior CIA, Daniel Hoffman mengatakan, Haspel telah belajar banyak dari kontroversi program interogasi yang melibatkan penyiksaan.

"Dia memiliki keahlian mendalam mengenai berbagai program anti-terorisme, termasuk bagian gelap dari sejarah kami ini," kata Hoffman dilansir Antara, Sabtu (28/4/2018).

"Dia telah belajar dari pengalaman itu," tambahnya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjuk Haspel untuk mengepalai CIA, untuk menggantikan Mike Pompeo, yang baru saja menjadi menteri luar negeri. Dia menjadi perempuan pertama yang memimpin CIA.

"Sejauh perhatian Senator Mark Werner, komitmen untuk mematuhi hukum bukan hal yang luar biasa, tapi syarat wajar dari calon untuk dipertimbangkan," kata juru bicara sang senator Partai Demokrat.

Janji terbuka dari Haspel untuk tidak memberlakukan kembali program penahanan dan interogasi akan menjadi hal signifikan. Sebab pada tahun lalu Trump menyatakan, penyiksaan adalah metode efektif untuk mendapatkan informasi dari teroris dan akan menggunakannya kembali.

Sejumlah senator keberatan karena dia bertanggung jawab terhadap sebuah fasilitas rahasia di Thailand, di mana para tahanan disiksa dengan berbagai teknik brutal seperti waterboarding. Presiden pada saat itu, George W. Bush, mengesahkan kebijakan bernama Rendition, Detention and Interrogation Program itu sebagai respon atas peristiwa 11 September 2001.

Haspel, yang berpengalaman menjadi agen rahasia selama 30 tahun, telah mendapat dukungan dari puluhan mantan pejabat senior Amerika Serikat. Karenanya, dia diprediksi akan menduduki jabatan Direktur CIA.

Tags :