ERA.id - Beberapa waktu lalu warganet dibuat heboh oleh penampakan sebuah foto yang diklaim sebagai wanita Afghanistan diborgol dan dirantai oleh pasukan Taliban untuk dijadikan budak seks.
Foto itu salah satunya diunggah oleh akun Twitter pegiat media sosial, Eko Kuntadhi dengan disertai narasi, "Rasanya susah mencari perilaku yang lebih biadab dari ini".
Sementara akun Twitter shweta (@CandidShweta) mengunggah cuitan berupa foto wanita bercadar diborgol oleh seorang pria dengan narasi yang menyebutkan “Taliban”. Cuitan yang diunggah pada 18 Agustus 2021 itu mendapatkan atensi berupa 86 retweet, 225 suka, dan 85 balasan.
"Taliban will “give” Freedom to women. Yes, they can occasionally breath," tulis narasi pada postingan tersebut.
Namun, berdasarkan hasil penelusuran, dilansir laman turnbackhoax.id, foto cuitan itu merupakan ilustrasi pelelangan wanita untuk dijadikan budak seks oleh ISIS yang dilakukan saat aksi protes kelompok Kurdi di Westminster Square, London, Inggris pada 15 Oktober 2014.
Mengutip dari Newsweek, salah satu pengunjuk rasa menyebutkan pelelangan tersebut terjadi setiap hari di Irak dan Suriah.
“Ini terjadi setiap hari di Irak dan Suriah. Kami membawanya kepada Anda,” teriaknya saat memimpin empat wanita yang dirantai dan bercadar, diikuti oleh 20 pengunjuk rasa yang meneriakkan “ISIS, ISIS, teroris!”.
Selain itu, sang fotografer, Ari Murad mengonfirmasi bahwa foto yang diambilnya itu bertujuan untuk menyoroti penculikan wanita Kurdi Yazidi oleh Isis melalui akun Twitter pribadinya (@arimuradd) pada 20 Agustus 2021. Ia juga pernah mengunggah video aksi demo itu di laman Facebook pribadinya (Ari Murad) pada 2 Maret 2016.
Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter shweta (@CandidShweta) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.