"Saya tahu betul bahwa itu bukan soal fee. Itu hanya soal bagaimana private-public partnership itu dikelola dengan baik. Jadi tidak ada urusan soal fee, tetapi bagaimana private-public partnership itu membangun suatu investasi dengan kerja sama lembaga Pemerintah dan swasta, di situ letaknya," kata Kalla seperti dilansir Antara, Senin (30/4/2018).
Kalla menjelaskan, dalam pembicaraan tersebut dibahas mengenai ketentuan saham yang belum mendapatkan kesepakatan antara Kementerian BUMN dan PT PLN (Persero).
"Hanya mengatur sahamnya, yang sedikit ada perbedaan pendapat. Di mana Pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN, dapat berapa sahamnya; bukan berapa yang didapat oleh Bu Rini (Soemarno). Jadi pembicaraan itu saya tahu betul tidak ada bicara soal fee, (tetapi) unsur mengatur PPP tadi itu," jelasnya.
(Infografis petikan rekaman Rini-Sofyan)
Baca Juga: Rekaman Rini-Sofyan Mencoreng Pemerintahan Jokowi
Terkait dengan keterlibatan Ari Hernanto Soemarno, yang merupakan kakak kandung Rini Soemarno dan mantan direktur utama Pertamina. Kalla menyebut proyek perusahaan pemasok gas ke Pertamina dimulai pada tahun 2013 sebelum dirinya menjadi Wapres dan proyek tersebut murni dikerjakan swasta.
"Ini ada Pak Ari, karena Pak Ari paling ahli soal gas sehingga diajak untuk menjadi tim ahli. Jadi tidak ada hubungannya. Dan waktu itu (ketika proyek dimulai tahun 2013), Rini belum menjadi menteri, jadi tidak ada hubungannya," tuturnya.
Sebelumnya, beredar rekaman perbincangan yang diduga Rini Soemarno dan Sofyan Basir terkait pembicaraan pembagian fee sebuah proyek penyediaan energi dengan melibatkan PT PLN (Persero) dan Pertamina.
Dalam rekaman tersebut terdengar belum ada kesepakatan terkaitan nilai 'share' antara kedua belah pihak.
"Yang penting gini Pak, saya ambil ini dua, Pertamina ya Pak, sama PLN. Ya keduanya punya saham lah, dikasih kecil," kata perempuan yang diduga Rini.
"PLN waktu itu kan saya ketemu Pak Ari (Soemarno) juga, Bu. Saya bilang, Pak Ari mohon maaf masalah share ini kita duduk bareng lagi lah Pak Ari," kata pria yang diduga Sofyan Basir.