Hasrat Aksi Buruh Tak Bisa Dibendung

| 01 May 2018 07:45
Hasrat Aksi Buruh Tak Bisa Dibendung
Demo buruh (era.id)
Jakarta, era.id - Hari Buruh Internasional atau May Day diperingati tiap 1 Mei. Banyak orang memandang lumrah ketika tiap 1 Mei buruh turun ke jalan menyampaikan tuntutan peningkatan kesejahteraan kepada pemerintah. Namun, pandangan itu tak berlaku untuk ahli hukum perburuhan dari Universitas Indonesia, Aloysius Uwiyono.

"Menurut saya, buruh seharusnya tidak menuntut karena masalahnya adalah masalah hukum ketenagakerjaan itu sendiri. (Yang perlu dilakukan) bagaimana seharusnya mengatur itu," katanya dalam diskusi May Day, TKA dan Investasi di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.

Tapi, hasrat massa buruh turun ke jalan tidak bisa dibendung dengan alasan menuntut upah layak dan kesejahteraan. Polda Metro Jaya menyatakan bakal ada 30.000 buruh turun ke jalan saat peringatan May Day 2018.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono menyampaikan, elemen buruh yang turun ke jalan tahun ini bakal menyampaikan sejumlah tuntutan di antaranya, penurunan tarif  dasar listrik, cabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan, dan memilih Presiden pro buruh.

"Massanya dari beberapa elemen serikat buruh seperti KSPI, KSBSI, KSPSI, Kasbi, FBR. Temanya hentikan keserakahan dan hegemoni korporasi wujudkan kesejahteraan rakyat," kata Argo,  di Mapolda Metro Jaya, Senin (30/4/2018).

Baca Juga : Selamat Hari Buruh Internasional

Untuk aksi di Jakarta, kata Argo, polisi sudah menyiapkan kantong parkir kendaraan demonstran di beberapa titik, di antaranya di Gelora Bung Karno, Lapangan Banteng, Masjid Istiqlal, IRTI Monas, dan PRJ.

"Kalau untuk iring-iringan massa tidak diarahkan ke Bundaran HI. Kita arahkan di luar bundaran HI, nanti menuju ke Istana Negara, atau ke IRTI, atau Masjid Istiqlal," kata dia.

Turunnya sejumlah elemen buruh ke jalan di Ibu Kota saat peringatan May Day membuat pengalihan arus lalu lintas tak terelakkan. Menurut Argo, aksi demo di Istana Negara mengakibatkan arus lalu lintas di Jalan Hayam Wuruk ke Jalan Majapahit dialihkan ke Jalan Juanda.

"Dari Lapangan Banteng ke Jalan Veteran, dialihkan ke Jalan Pos. Dari Jalan Gunung Sahari ke Jalan Dr Sutoyo diluruskan ke Jalan Senen Raya, kemudian (arus lalu lintas dari) Jalan Senen Raya ke Budi Utomo diluruskan ke Jalan Gunung Sahari. Begitu juga lalin di Jalan Medan Merdeka Timur ke Jalan Medan Merdeka Utara dialihkan ke Jalan Perwira, kemudian dari simpang lima Senen menuju RS AD diluruskan ke Jalan Senen Raya," ungkapnya.

Selanjutnya, kata Argo, arus lalu lintas yang datang dari Jalan Cikini menuju Jalan M Ridwan Rais dialihkan ke kanan ke Jalan Lintang Raya. Arus lalu lintas dari Jalan Sudirman menuju Jalan Medan merdeka Barat dialihkan ke Jalan Kebon Sirih atau Tanah Abang.

"Kemudian yang datang dari arah Kemenkes dialihkan ke Jalan Harmoni," ucapnya.

Dia menambahkan, 20.000 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan aksi massa buruh. Personel gabungan ditempatkan di depan Istana Kepresidenan, Istora Senayan, Balai Kota DKI Jakarta, Kementerian Tenaga Kerja, serta Gedung MPR-DPR.

"Kita berharap, peserta demo dari luar Jakarta dan di Jakarta untuk melaksanakan kegiatan penyampaian pendapat dengan santun dan hindari konflik di jalan maupun di lapangan," pungkasnya.

Rekomendasi