Tim Editor
Nandan Sandaya, Vice Presiden Digital Banking dan Inclusion bank Mandiri, mengatakan bahwa kartu gratis yang disediakan perbankan dan Jasa Marga hingga saat ini masih tersisa banyak. Nandan juga menargetkan kartu gratis itu akan habis ketika 100 persen nontunai telah mulai dilaksanakan.
"Setelah masif 100 persen nontunai diterapkan, kartu yang sudah disimpannya diambil lagi. Sekarang yang sudah terdistribusi lebih dari 50 persen," jelas Nandan.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua DPR Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Taufik Kurniawan mengatakan, transaksi nontunai di jalan tol (e-Toll) yang bertujuan mengurai kemacetan akibat antrean di loket pembayaran, belum efektif. Kondisi tersebut masih menjadi kendala bagi para penggunanya.
"Dalam kondisi seperti ini tidak ada kemacetan, tetapi sarana dan prasarananya harus disiapkan. Seringkali mesinnya nggak lancar. Ada mungkin salah satu provider tertentu bank-nya nggak connect (tersambung)," kata Taufik di Gedung DPR ).
Taufik mengaku mengalaminya sendiri, mesin macet di tengah transaksi, namun petugas tidak berada di tempat. Penggunaan e-Toll memang menjadi terobosan baru, namun di satu sisi Taufik menilai agak menyulitkan pengendara jika tidak membawa kartu elektronik.
Meski masih banyak kendala, Taufik mendukung sepenuhnya jika secara prinsip e-Toll akan memperlancar lalu lintas. Hanya saja persiapan sarana dan prasarana harus terus ditingkatkan, seperti persiapan software dan mesin. Hal tersebut dibantah pihak Jasa Marga. Menurutnya, kesiapan alat dari Jasa Marga sudah 100 persen.
PT Jasa Marga menerapkan program 100 persen nontunai di semua ruas tol, khususnya Jabodetabek, hari ini (31/10/2017). Berdasarkan catatan Jasa Marga, kesiapan masyarakat untuk beralih ke nontunai secara nasional sudah 92 persen. Dari 92 persen tersebut, Jabodetabek sudah mencapai 95 persen, non-Jabodetabek 12 persen, luar Jawa 77 persen.
