"Kami sudah bicarakan tadi, agar dibuat pola yang lebih baik, lebih efisien; tapi nantilah. Itu daftar sementara, tapi jangan lupa bahwa kita perlu minimum 300.000 dai karena kita punya masjid untuk salat Jumat saja, khatib itu butuh 300.000. Jadi bagaimana bisa itu hanya 200, itu hanya kecil sekali itu," kata Jusuf Kalla kepada awak media di Kantor Wakil Presiden Jakarta, seperti dikutip Antara.
Terkait dengan rekomendasi Kementerian Agama soal 200 mubalig yang sebaiknya digunakan untuk memberikan ceramah di bulan Ramadan, Wapres meminta Menag menyempurnakan pengumuman tersebut supaya lebih baik dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam menerima ceramah dari para mubalig.
"Itu daftar sementara, jadi tidak hanya untuk memberikan semacam kriteria dan kode etik. Sama dengan Anda, wartawan kan punya organisasi dan kode etik; sehingga perlu terdaftar. Kami sudah bicarakan tadi, agar dibuat pola yang lebih baik," jelasnya.
Baca Juga : Rekomendasikan 200 Penceramah, Kemenag Harus Tanya KPI
Sementara itu, Lukman usai bertemu Wapres mengatakan pihaknya dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengundang sejumlah ormas Islam untuk turut memberikan masukan terhadap pengumuman Kemenag tersebut.
"Prinsipnya adalah bahwa kita berkewajiban melayani masyarakat yang ingin mendapatkan para penceramah untuk bisa memberikan wawasan, pengetahuan tentang keislaman. Oleh karena itu, MUI ingin ikut memperbaiki agar mekanisme dan akses masyarakat untuk mendapatkan penceramah yang baik ini bisa dilakukan dengan cara yang baik," kata Lukman di Kantor Wapres, Selasa.