Pohon Baobab di Afrika Korban Perubahan Lingkungan

| 13 Jun 2018 06:20
Pohon Baobab di Afrika Korban Perubahan Lingkungan
Ilustrasi Pohon Baobab di Afrika (Foto: Pixabay)
Cape Town, era.id - Lampu kuning buat seluruh dunia dan ini bukan informasi buat nakut-nakutin. Kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim yang gila-gilaan itu makin nyata.

Sejumlah peneliti baru-baru ini menerbikan jurnal ilmiah Nature Plants. Isi laporannya menjelaskan, beberapa pohon baobab tertua dan terbesar yang ada di Afrika Selatan, mati dalam 10 tahun terakhir. Pohon-pohon yang usianya berkisar 1.100 hingga 2.500 tahun ini diduga menjadi korban perubahan iklim. Semuanya berada di Afrika bagian selatan - Zimbabwe, Namibia, Afrika Selatan, Botswana, dan Zambia.

"Kami melaporkan bahwa sembilan dari 13 tertua ... individu telah meninggal, atau setidaknya bagian/batang tertua mereka telah runtuh dan mati, selama 12 tahun terakhir," tulis mereka seperi era.id kutip dari The Guardian, Selasa (12/6) kemarin. Para peneliti ini menggambarkan fenomena tersebut adalah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

"Ini benar-benar mengejutkan dan dramatis untuk dialami selama hidup kita, kematian begitu banyak pohon dengan masa seribu tahun," kata penulis lainnya, Adrian Patrut dari Babe?-Bolyai University di Rumania.

Dari jumlah sembilan yang mati, empat di antaranya adalah pohon baobab Afrika yang terbesar. Salah satu pohon yang mati diperkirakan usianya sudah mencapai 2.500 tahun. Diberi nama Holboom dengan tinggi 30,2 meter.

Penyebab kematiannya masih jadi misteri. Namun tudingan para peneliti ini mengarah kepada kondisi iklim yang memengaruhi Afrika Selatan. Harus ada penelitian lanjutan untuk bisa berharap kesimpulan awal mereka adalah salah. 

Sejak tahun 2005 hingga 2017 lalu, para peneliti sudah memeriksa dan memberi nama sekitar 60 baobab Afrika tertua. Mereka mencari data ketebalan, tinggi, volume dan usia kayu. 

Ilustrasi kematian Pohon Baobab (Rachmad/era.id)

Pohon ini seharusnya bisa hidup hingga 3.000 tahun, Pohon ini bisa sebagai penyimpan air yang sangat besar, dan menghasilkan buah yang memberi makan hewan dan manusia. Singkat kata, hampir semua bagian dari pohon ini bisa bermanfaat juga untuk mahluk hidup lainnya.

Para peneliti tertarik untuk mempelajari kenapa ukuran pohon ini bisa menjadi sangat besar. Diameternya bisa mencapai 15 meter dan dapat menjulang tinggi ke angkasa hingga 25 meter. Taman Nasional Kruger Afrika Selatan mengklaim kalau tanaman ini sangat susah 'dibunuh'. Pohon ini jika dibakar, atau dilucuti kulitnya, dalam sekejap akan membentuk kulit kayu baru dan terus tumbuh.