Korut-Korsel Lakukan Pembicaraan Militer

| 15 Jun 2018 13:04
Korut-Korsel Lakukan Pembicaraan Militer
Ilustrasi (Pixabay)
Seoul, era,id - Korea Utara dan Korea Selatan mengadakan pembicaraan militer untuk pertama kali pada Kamis (14/6/2018). Dua Korea ini mengadakan pembicaraan militer terakhir kali pada 2007.

Dilansir dari Antara, pertemuan itu dilakukan oleh perwira tinggi berbintang dua dari kedua pihak hanya dua hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengutarakan rencananya menghentikan pelatihan bersama dengan Korea Selatan.

Pembicaraan di desa perbatasan Panmunjom di daerah demiliterisasi (DMZ) itu, merupakan kelanjutan pertemuan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un di Zona Demiliterisasi atau Demilitarization Zone (DMZ) Korea pada April lalu. Saat itu, pemimpin kedua Korea tersebut sepakat meredakan ketegangan dan menghentikan semua tindakan bermusuhan.

Dua perwira tinggi itu membahas tentang pernyataan Trump usai bertemu dengan Kim Jong Un, yang akan menghentikan pelatihan perang, yang mahal dan provokatif, dengan sekutunya, di Korea Selatan. 

Baca Juga : Empat Poin Hasil Pertemuan Trump-Kim

Pernyataan Trump itu membuat para pejabat Korea Selatan bersikap. Mereka berpendapat penghentian latihan itu diperlukan saat dialog dengan Korea Utara sedang berlangsung.

Pembicaraan militer ini awalnya dijadwalkan di bulan Mei, tetapi ditunda setelah Korea Utara membatalkannya sebagai protes terhadap latihan tempur udara Korea Selatan.

Baca Juga : Gandengan Tangan Bersejarah Kim Jong Un dan Moon Jae-in

Kepala Delegasi Korea Utara Ahn Il-san mengatakan, penundaan itu dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor. Namun, dia tidak mau merinci alasannya dan mengatakan kedua belah pihak harus mengatasi hambatan masa depan berdasarkan pada rasa saling pengertian dan semangat pertemuan antar-Korea.

Sementara itu, negosiator utama Korea Selatan Kim Do-gyun mengatakan, sebelum berangkat ke DMZ, dia dan Ahn akan mencari cara untuk meredakan ketegangan militer dan jadwal pertemuan tingkat menteri.

Keduanya berharap pertemuan ini membahas rencana pendirian sambungan komunikasi militer dari dua negara itu.