Bappenas Klaim Masa Suram Ekonomi RI Berakhir: 2022 Jadi Momentum Baik Bagi Perekonomian Indonesia untuk Pulih
ERA.id - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan masa suram bagi ekonomi Indonesia telah berakhir karena saat ini telah mampu tumbuh seperti sebelum ada pandemi COVID-19.
"Masa suram ekonomi kita telah berakhir. Perekonomian Indonesia saat ini sudah pulih dengan baik. Alhamdulillah," katanya dalam G20 3rd Development Working Group Side Event yang diikuti Antara di Jakarta dikutip dari Antara, Senin (8/8/2022).
Suharso mengatakan beberapa tahun ke belakang Indonesia mengalami tekanan luar biasa akibat pandemi hingga menekan pertumbuhan ke level minus 2,07 persen pada 2020.
Pandemi COVID-19 juga telah menunda kemajuan pembangunan yang dicapai dalam beberapa tahun terakhir seperti menaikkan tingkat kemiskinan menjadi dua digit dari 9,22 persen pada 2019 menjadi 10,9 persen pada 2020.
Tak hanya tingkat kemiskinan yang naik, tingkat pengangguran juga melonjak signifikan dari 5,23 persen pada 2019 menjadi 7,07 persen pada 2020 sehingga banyak masyarakat kehilangan pendapatan dan menurunkan daya beli.
Namun, Suharso menuturkan masa suram tersebut saat ini telah mampu dilewati Indonesia dengan baik dan cepat mengingat ekonomi sepanjang tahun lalu berhasil mencapai pertumbuhan 3,69 persen (yoy).
Perbaikan ekonomi Indonesia pun terus terakselerasi dan berlanjut hingga tahun ini dengan pertumbuhan pada kuartal II-2022 mencapai 5,44 persen (yoy).
"Tahun 2022 merupakan momentum yang baik bagi perekonomian Indonesia untuk pulih kuat dan pulih bersama," tegas Suharso.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022 sebesar 5,44 persen (yoy) yakni utamanya didorong oleh konsumsi rumah tangga dengan porsi 2,92 persen.
Setelah konsumsi rumah tangga, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia menurut pengeluaran adalah net ekspor atau nilai ekspor dikurang nilai impor yaitu dengan porsi 2,14 persen.
Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menjadi indikator investasi sebagai sumber pertumbuhan tertinggi ketiga PDB Indonesia kuartal kedua tahun ini dengan porsi 0,94 persen.