Sandiaga Uno Ajak Dengar Musik Koplo dan Kurangi Konsumsi K-Pop, Netizen Langsung Edit Lagu Korea
ERA.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengajak masyarakat Indonesia terutama generasi muda untuk lebih banyak mendengarkan musik koplo dan mengurangi konsumi musik K-Pop. Tak hanya itu, ia pun meminta masyarakat untuk menonton drama Sunda dibandingkan drama Korea.
"Kalau kita kurangi dengar K-Pop atau nonton drakor, kita banyakin nonton drasun (drama Sunda) atau dekop (dangdut koplo), kita mudah-mudahan dalam lima tahun ke depan bisa membalap Korea," ujar Sandiaga Uno di acara Keuken 2022: Sunday Funday di Bandung, dilansir dari Twitter.
Berita tentang ajakan Sandiaga Uno tersebut ramai diunggah di cuitan Twitter yang membuat netizen memberikan ragam komentar. Mereka ramai mencuit tentang ajakan Sandiaga tersebut, hingga tagar #K-Pop trending di Twitter.
Banyak yang menyayangkan ajakan tersebut hanya sebuah ajakan belaka, tanpa adanya langkah pemerintah untuk memperbaiki kualitas tayangan di Indonesia yang masih dinilai buruk. Netizen menilai bahwa kualitas dan edukasi yang diberikan oleh drama Korea lebih baik dibanding sinetron Indonesia.
"Yah pak kok ngajak doang. Benerin dulu entertainmentnya. Kualitasnya aja masih bagus drakor, saya mah tetap milih drakor," kata netizen.
"Alasan knp produk industri hiburan di sana bagus karena pemerintahnya investnya gk main2, pnya badan khussu buat mendorong ekspor industri kreatid, dan ada sistem yg rapi biar produk industrinya berkualitas. Kalo bapak cuma support tapi 2 itu ngga jalan, percuma," komentar yang lainnya.
Selain itu, banyak juga netize khususnya para penggemar K-Pop yang memberikan respons lucu atas ajakan Sandiaga Uno tersebut. Mereka ramai mengedit lagu para idola K-Pop menjadi lagu dangdut koplo. Bahkan ada yang mengedit penampilan boyband K-Pop bak tampil di acara televisi Indonesia.
"Mohon maaf pak, saya dengernya kpop versi koplo, beneran pak ini enak banget buat didengar nggak bohong," ucap salah satu akun yang mengunggah video editan.
"Masi kurang koplo apalagi pak?" kata yang lain.